Rabu, 26 Februari 2014

Salah satu contah karya tulis laporan perjalanan study tour SMA N 1 Lempuing Jaya, kab. Oki, Sum-sel (semoga bermanfaat)





STUDY TOUR
KE CURUP - BENGKULU

KARYA TULIS INI UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN
MENGIKUTI UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NAMA          :           MISBAHUL MUNIR
NISN             :           9950087823
KELAS        :           XII IPA 1

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SMA NEGERI 1 LEMPUING JAYA
JL. LINTAS TIMUR KM. 127 LUBUK SEBERUK
KECAMATAN LEMPUING JAYA
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013


DAFTAR ISI


Halaman Pengesahan........................................................................................       i
Halaman Persembahan.....................................................................................       ii
Motto..................................................................................................................        iii
Kata Pengantar..................................................................................................       iv
Daftar Isi.............................................................................................................       v

Laporan Perjalanan...........................................................................................      1
1.      Danau Dendam Tak Sudah...................................................................      5
1.1.Cerita Dan Kisah Asal Muasal Danau Dendam Tak Sudah.......      5
1.2.Lingkungan Hidup Danau Dendam Tak Sudah..........................      6
2.      Museum Negeri Bengkulu.....................................................................       12
3.      Pantai Panjang.......................................................................................       13
3.1.Selayang Pandang..........................................................................        13
3.2.Keistimewaan..................................................................................       13
3.3.Lokasi..............................................................................................        14
3.4.Harga Tiket.....................................................................................       14
3.5.Akses...............................................................................................        14
3.6.Akomodasi Dan Fasilitas Lainnya................................................        14
4.      Benteng Marlborough...........................................................................       15
5.      Pantai Tapak Paderi..............................................................................       17
5.1.Tentang Pantai Tapak Paderi........................................................      17
5.2.Keunggulan Pantai Tapak Paderi.................................................       18
5.3.Lokasi Pantai Tapak Paderi..........................................................       18
6.      Patai Jakat.............................................................................................        18
7.      Rumah Bung Karno...............................................................................      19

Kesimpulan.......................................................................................................         22
Daftar Pustaka..................................................................................................        25
Halaman Foto.....................................................................................................       26
Halaman Konsultasi...........................................................................................       32
 


HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ini disetujui dan disahkan oleh Kepala SMA Negeri 1 Lempuing Jaya pada:


hari      :
tanggal            :
tempat :


Kepala SMA Negeri 1 Lempuing Jaya                       Guru Pembimbing


Drs. Harmen M.Si                                                     Irnapirakusnita S.Pd
NIP. 19640315 199002 1 001                                                NIP. 19720807 200701 2 008


HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya persembahkan kepada:
1.      Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ini.
2.      Orang tua, karena selalu mendukung dalam pembuatan karya tulis ini.
3.      Guru, karena telah memberikan bimbingan, serta dorongan dalam penulisan karya tulis ini.
4.      Teman-teman yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam pembuatan karya tulis ini.
5.      Semua santri pondok pesantren As-Shiddiqiyah yang selalu memberi semangat untuk saya.
6.      Semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung yang telah membantu penulis menyelesaikan karya tulis ini.



MOTTO
1.        Jadikanlah hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan Jadikanlah hari esok lebih baik dari hari ini.
2.        Pengalaman adalah guru yang paling bijaksana.
3.        Kehidupan adalah pelajaran demi pelajaran, kita harus menjalani hidup untuk memahaminya.
4.        Banyak belajar, banyak melihat dan banyak menderita adalah tiga pilar utama pembelajaran.
5.        Ketika kamu berhenti belajar, berhenti mendengar, berhenti melihat dan berhenti bertanya, itu saatnya untuk mati.
6.        Berbincang semeja dengan orang bijak, lebih layak dari belajar selama satu bulan lewat buku.
7.        Sukses adalah kisah ketika hambatan berhasil diatasi, dan setiap kali hambatan diatasi berarti alas an tidak dipakai.


KATA PENGANTAR
           Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini.
           Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan perjalanan yang berjudul “STUDY TOUR KE CURUP - BENGKULU” adalah untuk memenuhi syarat dalam mengikuti UN (Ujian Nasional) di SMA Negeri 1 Lempuing Jaya tahun pelajaran 2012/2013.
           Dalam penulisan karya tulis ini, saya mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak sampai tersusunnya karya tulis ini.
           Saya menyadari dalam penulisan karya tulis ini, masih banyak kekurangan, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya karya tulis ini. Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi saya khususnya dan umumnya bagi para pembaca.

Lempuing Jaya,            2013

 Penulis



  
LAPORAN PERJALANAN
Sabtu, 22 Desember 2012 tepat pukul 14.15 WIB, saya berangkat dari asrama pondok pesantren As-Shiddiqiyah menuju SMA NEGERI 1 Lempuing Jaya. Dan sampai di sekolah pukul 14.20 WIB.Sebagian siswa dan guru pendamping sudah berkumpul di SMA Negeri 1 Lempuing Jaya. Sebelumnya pada pukul 13.00 WIB, saya telah  melaksanakan sholat dzuhur yang dijamak dengan sholat Ashar  di Asrama. Sebelum berangkat, kami melaksanakan doa bersama terlebih dahulu untuk meminta perlindungan dari Allah SWT yang dipimpin langsung oleh Bapak Tamam Arifin. Akhirnya, pada pukul 15.30 WIB rombongan meninggalkan gerbang SMA Negeri 1 Lempuing Jaya menuju Bengkulu dengan mengendarai satu bus.

Pukul 17.45 WIB rombongan berhenti di POM Simpang Meranjat untuk istirahat sejenak. Setelah seluruh siswa keluar dari bus, kami langsung makan, setelah makan dilanjutkan  sholat maghrib yang dijamak dengan sholat isya’ di mushola yang terletak di areal POM simpang Meranjat tersebut. Setelah sholat, rombongan pun langsung melanjutkan perjalanan. Akan tetapi, belum keluar dari wilayah Indralaya, rombongan harus berhenti lagi karena ada beberapa siswa yang sakit dan harus diperiksakan di klinik. Setelah selesai periksa, kami melanjutkan perjalanan.
Keesokan harinya, tepatnya pukul 05.20 WIB kami berhenti sejenak untuk melaksanakan sholat shubuh di Masjid Taqwa yang terletak di Desa Daspetah Kabupaten Kepahyang, Bengkulu. Karena kondisi alam yang merupakan daerah perbukitan, jadi tidak heran jika airnya sangat dingin. Banyak siswa yang mengeluh, sehingga tidak sedikit siswa yang mengurungkan niatnya untuk mandi.
Setelah selesai sholat subuh, kami melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian, pada pukul 07.20 kami berhenti lagi di Rumah Makan Bukit Sunur yang terletak di Desa Lubuk Sini Tabaplanjung untuk sarapan bersama.
Setelah selesai sarapan,  kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Dendam Tak Sudah. Pukul 09.04 WIB, kami sampai di Danau Dendam Tak Sudah. Semuanya pun langsung keluar bis dan melihat panorama yang begitu indah disana. Danau ini hanya berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota Bengkulu. Karena kami tiba disana masih pagi, jadi belum terlalu banyak pengunjung. Ada beberapa siswa yang mecoba menaiki sampan mengelilingi danau. Suasana yang cukup sejuk, kicauan burung terdengar di sana-sini dan panorama yang indah menjadikan danau ini memiliki daya tarik tersendiri meskipun dari namanya saja cukup mengerikan. Akan tetapi, karena kurangnya kesadaran akan kebersihan, banyak sampah yang dibuang sembarangan di danau sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan.
Setelah puas melepas rasa lelah dan kantuk, pukul 09.47 WIB, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Panjang. Diperjalanan menuju Pantai Panjang, kami tersesat dan  beberapa kali melewati Gedung Komando Daerah Militer, Gedung Juang 45, Gedung Farmasi Bengkulu, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dan Museum Negeri Bengkulu. Akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi Museum Bengkulu terlebih dahulu sebelum mengunjungi Pantai Panjang. Kami tiba di Museum Negeri Bengkulu pukul 10.11 WIB. Sebelum memasuki museum, saya berfoto-foto terlebih dahulu bersama teman-teman di depan gedung Museum Negeri Bengkulu. Kemudian rombongan memasuki gedung, terdapat berbagai macam benda-benda bersejarah yang menjadi identitas Bengkulu. Saya melihat dan mengamati benda-benda tersebut satu per satu sekaligus berfoto-foto bersama teman-teman. Musium negeri Bengkulu memiliki 3 bangunan utama. Ada satu benda bersejarah yang sangat saya kagumi di musium tersebut, yaitu arca Dewa Siwa yang menjadi bukti penyebaran agama hindu di Bengkulu.
Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Panjang. Kami tiba di Pantai Panjang sekitar pukul 11.25 WIB. Setibanya di Pantai Panjang, saya sangat senang karena ini adalah pengalaman pertama saya mengijakkan kaki di pantai. Kami pun keluar dari bus dan langsung menuju pantai, kami bermain air meskipun ombaknya besar. Ketika saya sudah merasa lelah bermain di pantai, saya dan teman-teman istirahat sejenak kemudian mencari tempat pemandian umum. Sangat sulit sekali menemukan pemandian umum, tapi alhamdulillah kami menemukannya meskipun hanya terdapat dua kamar mandi. Airnya pun sangat sedikit sedangkan kami jumlahnya cukup banyak, jadi kami harus antre cukup lama. Tiap orang diharuskan membayar Rp. 2000. Setelah selesai mandi dan mengganti pakaian, saya bergegas untuk sholat dzuhur di mushola yang tidak jauh dari tempat pemandian umum tersebut. Setelah sholat dzuhur, saya dan teman-teman membereskan pakaian yang kotor yang memasukkannya ke mobil. Setelah semua siswa selesai membersihkan diri, kami semua langsung melanjutkan perjalanan menuju dua tempat sekaligus yaitu Tapak Paderi dan Benteng Marlborough.
Pukul 14.15 WIB kami tiba di Tapak Paderi. Sebagian dari kami ada yang mengunjungi Tapak paderi, ada yang ke Pantai, ada juga yang tetap menunggu di bus yang terletak di halaman Tapak Paderi. Antara Tapak Paderi, Pantai, dan Benteng Marlborough jaraknya cukup dekat sehingga kami cukup lama berada di sana. Saya dan teman-teman menuju ke Pantai terlebih dahulu kemudian ke Benteng Marlborough. Tapi saya tidak memasuki benteng Marlborough karena saya khawatir di tinggal rombongan. Sebelum saya kembali ke bus, saya dan teman-teman menyempatkan diri untuk membeli aksesoris khas bengkulu dan kami kembali ke bus. Pukul 16.04 WIB kami makan nasi bungkus. Setelah semua siswa dan guru pendamping selesai makan, kami semua segera memasuki bus untuk mencari penginapan karena hari sudah menjelang sore dan saya harus melaksanakan sholat maghrib.
Menjelang maghrib kami tiba di penginapan. Semua teman-teman bergegas memasuki kamar. Karena hanya terdapat dua kamar mandi, maka para siswa harus antre. Tapi, saya dan Imam Mahdi lebih memilih sholat maghrib terlebih dahulu. Sekitar pukul 22.30 WIB, saya tidur di penginapan bersama teman-teman lainnya. Pukul 04.00 WIB, saya, Imam Mahdi dan I Wayan Wijaya  bangun dan bergegas mandi. Kami bangun pagi-pagi sekali agar tidak antri.
Pukul 08.00 WIB kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Jakat, sebelum berangkat kami sarapan bubur ayam. Pukul 08.25 WIB kami tiba di Pantai Jakat. Kami berpencar, ada yang mencari makanan, ada yang berjalan-jalan di pinggir pantai, ada juga yang bermain banana boat. Sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat wisata selanjutnya, kami makan siang terlebih dahulu. Setelah selesai kami melanjutkan perjalanan ke tempat wisata selanjtnya yaitu Rumah Kediaman Bung Karno.
Pukul 11.15 WIB kami tiba di Rumah Kediaman Bung Karno. Sebelum memasuki gedung, saya menyempatkan diri untuk berfoto bersama teman-teman dan guru pendamping. Setelah itu kami memasuki rumah kediaman Bung Karno. Di dalam rumah Bung Karno terdapat sepeda ontel milik Bung Karno, foto-foto Bung karno bersama keluarganya, tempat tidur, dan lain-lain. Di halaman belakang rumah Bung Karno terdapat sumur tua. Konon apabila kita cuci muka dengan air sumur tersebut, maka akan sukses di kemudian hari.
Perjalanan kami tak semulus yang kami bayangkan. Setelah kami selesai berkeliling ke perumahan Bung Karno kami kebingungan menentukan tujuan selanjutnya, sebagian ingin kembali berbelanja sebagian ingin segera pulang. Akhirnya Pak Bahar menarik kami berbelanja terlebih dahulu di sekitar perumahan Bung Karno tersebut dengan syarat pukul 14.00 WIB seluruh siswa harus berkumpul di bus. Setelah saya sholat dzuhur yang di jamak dengan sholat ashar dan membeli beberapa oleh-oleh khas Bengkulu, saya bergegas untuk pulang. Belum jauh dari Perumahan Bung Karno, kami menyadari bahwa teman kami Miftahul Huda kelas XII IPA 2 belum memasuki bus. Setelah lama menunggu, akhirnya dia datang, kami pun langsung melanjutkan perjalanan.
Bengkulu diguyur hujan deras saat itu, sehingga jalan raya menjadi licin dan supir pun harus mengurangi laju kendaraannya. Menjelang maghrib kami berhenti di kebun terong untuk makan nasi bunkus. Setelah selesai makan, kami melanjtkan perjalanan pulang. Keesokan harinya pukul 04.23 WIB bus berhenti lagi di Rumah Makan Pagi Sore Teluk Gelam untuk sholat shubuh. Setelah selesai kami melanjutkan perjalanan menuju SMA Negeri 1 Lempuing Jaya.
Akhirnya, tanggal 25 Desmber 2012 pukul 06.12 WIB kami tiba di depan gerbang SMA Negeri 1 Lempuing Jaya dan orang tua saya sudah menuggu, dan kami pun pulang ke rumah masing-masing dengan keadaan selamat.























1.      Danau Dendam Tak Sudah
1.1.      Cerita Dan Kisah Asal Muasal Danau Dendam Tak Sudah
Nama danau dendam memang terasa aneh, menyeramkan dan belum terkenal dengan danau-danau besar lain nya, seperti Danau Toba diSumatera Utara, Danau Maninjau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat dan Danau Ranau di Lampung. Namun pesona Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu ini tidak kalah indah dan eksotik dengan danau-danau lain nya.
Memang, saat ini belum banyak wisatawan yang mengenal danau yang hanya berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota Bengkulu itu. Danau Dendam Tak Sudah ,sudah menceritakan sebuah kisah tragis di baliknya. Nama danau dendam tak sudah ini diyakini terkait dengan legenda sepasang muda-mudi. Mereka mengikat janji sehidup semati, namun kisah asmara mereka tak kesampaian karena orang tua sang gadis tidak merestui. Dia dijodohkan dengan laki-laki lain,padahal benih-benih cinta di hati kedua remaja ini tidak bisa dipisahkan lagi. Lalu kedua anak muda yang dimabuk asmara itu bunuh diri ke dalam danau. Konon sejak itu di dalam danau terdapat dua ekor lintah besar, yang merupakan jelmaan sepasang kekasih tersebut.
Di masa Belanda, danau dendam tak sudah ini kemudian dibuat dam, agar lebih tertata indah dan air danau tidak mudah meluap serta memudahkan pembuatan jalan. Bukti-bukti dam itu bisa terlihat hingga kini. Namun setelah merdeka pembangunan dam terbengkalai.Dam yang tak selesai itu menginspirasikan warga setempat untuk menamai nya menjadi Dam Tak Sudah dan kata "Dem"di depan kata "Dam" hanyalah merupakan "kerancuan" yang sengaja ditimbulkan untuk menggelitik rasa ingin tahu.
Danau dendam tak sudah seluas 37,50 hektare itu memiliki keunikan yang tidak dimiliki danau lainnya. Di bawah Danau Dendam TakSudah, konon terdapat gunung berapi.Danau ini juga memiliki berbagai flora unik, yakni yakni anggrek Pensil (vanda hookeriana), yang diyakini hanya tumbuh dikawasan ini. Flora unik yang lain adalah anggrek matahari, bakung.
Panorama di kawasan danau danau dendam tak sudah juga sangat indah. Sejauh mata memadang, pengunjung akan dimanja lanskap BukitBarisan yang membiru dan terlihat sayup-sayup di kejauhan.Di seputar danau kini menjadi kawasan cagar alam karena menjadi plasma nuftah bagi anggrek pensil. Juga ditemukan
berbagai fauna seperti kera ekor panjang, lutung, burung kutilang,ular phyton, siamang, siput dan berbagai,jenis ikan termasuk ikan langka seperti kebakung dan palau.
Beruntung, anggrek pensil yang merupakan flora unggulan Danau Dendam Tak Sudah, hingga kini masih bisa dinikmati pengunjung. Anggrek dengan bunga putih dipadu warna ungu dan bintik-bintik hitam,  selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke danau itu. Lutung dan kera ekor panjang pun terkadang masih bisa terlihat bergelantungan di pohon-pohon. Namun fauna lain, kini mulai jarang ditemui.
1.2.      Lingkungan Hidup Danau Dendam Tak Sudah
Lingkungan perairan tawar secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu lactic atau lingkungan perairan tawar yang tidak bergerak, dan lotic yaitu lingkungan air tawar yang bergerak. Danau adalah contoh bentuk lingkungan perairan tawar yang tidak bergerak. Sebagai lingkungan perairan yang tidak bergerak, danau memiliki batas-batas yang jelas yaitu tepian danau, dasar danau yang berupa kumpulan sediment, permukaan air serta dinding danau. Cahaya matahari dapat menembus hingga ke dasar perairan (biasanya pada danau yang kecil), sehingga proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik.
Di Kota Bengkulu terdapat cagar alam danau dusun besar (Reg. 61) atau yang lebih dikenal dengan Danau Dendam Tak Sudah. Status kawasan menurut penunjukkan Bisluit Gubernur Hindia Belanda Stb 1936 No. 325 tanggal 17 Juni 1936 seluas 11,5 ha; berdasarkan Surat Gubernur Bengkulu No. 1666/B4-1/1979 tanggal 15 Mei 1979 seluas 430 ha; berdasrkan penunjukkan oleh Men Tan No. 171/Kpts/UM/3/981 tanggal 3 Maret 1981 seluas 430 ha sebagai kawasan cagar alam; berdasarkan penunjukkan Menhut No. 383/Kpts-II/1985 tanggal 27 Desember 1985 tentang Tata Guna Hutan Kesepakatan; SK Menhut No. 420/Kpts-II/1999 tangal 15 Juni 1999 tentang penunjukkan kawasan hutan di wilayah Propinsi Bengkulu seluas 920.964 ha dengan luas kawasan 577 ha.
Secara geografis cagar alam tersebut terletak diantara 3o 47’ 45” – 3o 49’ 01” LS dan 102o 18’ 07” – 102o 20’ 15” BT. Secara adminsitrasi pemerintahan termasuk wilayah kecamatan Teluk Segara, Selebar, Gading Cempaka (Kota Bengkulu) dan Kecamatan Talang Empat (Kabupaten Bengkulu Utara).
Berdasarkan citra landsat 1998 cagar ala mini berhutan 52 ha dan tidak berhutan 525 ha. Terdapat perambahn masyarakat yang diperkirakan telah mencapai 70% dari luas kawasan terutama sepanjang kiri jalan Air Sebakul, Desa Nakau.
Beberapa gangguan kawasan antara lain:
a.       Penggrapan kawasan cagar alam secara illegal untuk dijadikan lahan pertanian/perkebunan rakyat.
b.      Pengambilan hasil hutan berupa kayu komersial yang banyak tumbuh di dalam kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar.
c.       Pencemaran lingkungan yang terjadi karena masyarakat setempat mencuci kendaraan bermotor di danau sehingga residu dan minyak hasil pencucian tersebut mengotori keadaan air danau.
d.      Pembangunan sarana pariwisata di kawasan cagar alam.
e.       Perusakan habitat anggrek pensil.
Penanganan gangguan kawasan meliputi alternative kegiatan sebagai berikut:
a.       Penangkaran anggrek pensil.
b.      Pengembangan dan peningkatan perekonomian masyarakat sekitar kawasan.
c.       Pengamanan yang melibatkan tim terpadu.
d.      Penyuluhan secara periodic.
e.       Perencanaan penataan kawasan.
Kawasan Danau Dendam Tak Sudah merupakan bagian dari kawasan cagar alam Danau Dusun Besar. Danau Dendam tak Sudah menyimpan banyak potensi bagi kelestarian ekologi dan keseimbangan ekosistem (BKSDA, 2003). Danau ini merupakan habitat utama tumbuhan endemic langka yaitu anggrek pensil. Danau ini juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air dan sumber air tawar bagi pengairan, dan juga sebagai sarana pembelajaran. BKSDA Kota Bengkulu (2003) menyebutkan ada lima fungsi utama yang dimiliki oleh Danau Dendam tak Sudah yaitu: (1) sebagai kawasan konservasi yang melindungi keanekaragaman hayati; (2) sebagai sumber air yang digunakan untuk keperluan irigasi; (3) sebagai daerah cadangan air; (4) sebagai media pembelajaran alam untk kepentingan ilmiah; (5) sebagai tempat rekreasi.
Fungsi tersebut harus dipertahankan meskipun tidak menutup kemungkinkan pengembangan di sector pariwisata yang dapat memberikan kontribusi ekonomi secara langsung ke masyarakat sekitar. Pengembangan pariwisata di danau ini sangat memungkinkan selain adanya anggrek langka, juga indahnya pemandangan di sekitar danau serta dapat dijadikan areal bermain anak-anak.
Namun dalam perjalanannya pengembangan danau ini menjadi kawasan wisata alam masih banyak kendala. Kendala pertama adalah belum adanya model yang tepat untuk memadukan potensi alamnya sebagai tempat wisata untuk mendongkrak ekonomi rakyat dan aspek kelstariannya. Konsep yang tepat untuk memadukan kedua hal tersebut adalah dengan menerapkan pariwisata berbasis konservasi atau yang lebih dikenal dengan ekowisata.
Terdapat enam prinsip dasar dalam pengembangan ekowisata (Ties,2005) yaitu: (1) membangun rasa tanggung jawab dan kesadaran terhadap lingkungan dan budaya; (2) memberikan pengalaman positif kepada wisatawan dan masyarakat setempat; (3) memberikan manfaat ekonomi secara langsung untuk konservasi; (4) memberikan manfaat ekonomi dan pemberdayaan masyarakat local; (5) menumbuhkan sensitivitas kepada daerah tujuan wisata untuk mencapai kondisi politik, lingkungan dan social yang bai dan; (6) mendukung upaya internasional dalam menjaga lingkungan dan manusia sekitarnya.
Kondisi keseimbangan ekosistem di danau ini sudah kurang baik. Ini ditandai oleh sangat sulitnya anggrek pensil di habitat aslinya, penurunan cadangan air, berkurangnya hutan dll. Penurunan cadangan air dari danau ini dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu dengan menurunnya jumlah air irigasi. Kerusakkan keseimbangan ekosistem ini perlu ditata kembali agar fungsinya optimal dan agar dapat dijadikan kawasan ekowisata.
Salah satu upaya pemulihan anggrek pensil sebagai flora endemic telah dilakukan BKSDA yaitu dengan membuat demplot. Demplot ini bertujuan untuk mengisolasi anggrek di suatu wilayah agar tumbuh baik. Upaya lain yang telah dilakukan adalah dengan meningkatkan pengawasan dan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat. Upaya lain adalah memulihkan kondisi hutan di kawasan tersebut dan ditata sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan sebagai ekowisata. Oleh karena ekowisata merupakan sebuah bentuk wisata yang menjual daya tariknya pada kelestarian dan keaslian lingkungan, maka keseimbangan ekosistem sebagaimana yang seharusnya harus diciptakan kembali.
Dengan ekowisata, maka berbagai kepentingan dapat dipadukan dengan sempurna yaitu meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus memperhatikan keseimbangan ekosistem. Beberapa keuntungan yang dapat diraih dengan mengembangkan kawasan danau sebagai kawasn wisata antara lain: (1) meningkatkan PAD; (2) menjaga kelestarian anggrek pensil yang merupakan salah satu tumbuhan langka dan dilindungi; (3) mencegah kerusakan ekosistem lebih jauh oleh oknum-oknum yan tidak bertanggungjawab; (4) meningkatkan perekonomian masyarakat; (5) meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keseimbangan lingkungan. Perubahan status kawasan ini dari cagar alam menjadi kawasan ekowisata harus dipertimbangkan dan dilakukan dengan hati-hati, sehingga fungsi kawasan ini tidak banyak berubah.
Tentunya kawasan danau sebagai obyek wisata merupakan kawasan wisata yang terpadu dengan kawasan wisata lain di propinsi Bengkulu serta merupakan satu paket wisata dengan propinsi tetangga. Hal ini memang memerlukan kerjasama antarinstansi dan antar propinsi. Paket terpadu ini dianjurkan agar wisatawan tidak sekadar berwisata ke Bengkulu tetapi juga berwisata ke propinsi tetangga. Hal ini sangat menguntungkan bagi Bengkulu yang sementara ini dicap sebagai propinsi terpencil di Indonesia Bagian Barat.
Hasil penelitian (Novia, 2005) menunjukkan bahwa terdapat 12 jenis spesies ikan di Danau Dendam tak Sudah yaitu dari famili Anabantidae : 1. Trichogaster trihopterus, 2) Helstoma termminchi, 3) Trichogaster pectoralis, 4) Anabas testudieus, 5) Polcampus hasselti; dari famili Bagridae ada dua spesies yaitu Mystus sp; dari famili Cyprinidae yaitu: 1) Mystacoleucus marginatus, 2) Rasbora sumatranus.
Data mengenai kualitas air danau belum banyak diteliti. Novia (2005) menemukan bahwa pH danau berkisar antara 4,7 – 5,5 dan kadar oksigen 5,8-8,1 ppm. Laju pengurangan luasan genangan mencapai 64,78 Ha per tahun (WALHI, 2007). Jika pengelolaan perubahan status kawasan danau tidak hati-hati, maka ada kemungkinan terjadi kerusakan ekosistem di kawasan tersebut, sehingga mungkin saja Danau Dusun Besar tinggal kubangan kecil di tengah kota di masa yang akan dating.
Suhradi (2005), menunjukkan kerusakan ekosistem Danau Dusun Besar semakin meningkat. Tutupan lahan daerah tangkapan air pada tahun 1994 seluas 2.039,5 Ha dan pada tahun 2003 tinggal 282,26 ha. Genangan air danau pada tahun 1994 seluas 627,34 ha namun pada tahun 2003 hanya 44,29 ha. Melihat data tersebut laju pengurangan luasan genangan danau dalam rentang 9 tahun tersebut mencapai 64,78 Ha per-tahun. Bayangkan pada 10 atau 15 tahun ke depan mungkin Danau Dusun Besar tinggal kubangan kecil di tengah kota yang tak layak disebut danau. Jika itu terjadi, maka jangankan angrek pensil (Vanda hookeriana) yang endemik, indikator air permukaan, cadangan air tawar, sumber air irigasi 261 ha sawah di Kelurahan Surabaya dan 244 ha sawah di Kelurahan Dusun Besar, tempat nelayan mencari ikan, energi tekanan air untuk menahan laju intrusi air laut pun akan punah.
Masalah lain adalah adanya TPA Air Sebakul yang terdapat di hulu Cagar Alam Danau Dusun Besar ini berpotensi mencemari danau jika pengeolaannya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kelestarian ekosistem (WALHI, 2007). Sampah ini tidak hanya mencemari danau melalui air tirisan dan zat yang di bawahnya, namun juga menyebabkan daya tampung danau berkurang secara gradual sesuai volume sampah yang dibuang. Eutrofikasi Danau dapat terjadi akibat air tirisan sampah, sehingga mempercepat terjadinya sedimentasi dan pertumbuhan tanaman air yang dalam jangka panjang akan mengurangi volume cadangan air tawar di danau dusun besar.
Masalah lainnya adalah adanya deforestasi di kawasan ini antara lain konversi huta menjadi lahan perkebunan, pertanian, perumahan dll. Data 2001 menunjukkan luas tanah garapan lahan pertanian yang ada di lokasi daerah cagar alam Danau Dendam Tak Sudah ini cukup besar, yakni 277,25 ha atau sekitar 48,06% dari luas cagar alam atau sekitar 10% dari luas daerah tangkapan air Danau Dendam Tak Sudah dan bisa saja pada saat ini luas tanah garapan makin bertambah. Adanya eksploitasi dan perambahan hutan di sekitar kawasan Cagar Alam secara langsung menyebabkan perubahan jumlah air danau. Contohnya, pembukaan jalan yang membelah cagar alam sepanjang 1,6 km oleh Pemda Bengkulu pada tahun 1990 – 1992, secara langsung mempengaruhi jumlah air yang masuk ke Danau Dendam. Pembuatan jalan Nakau-Air Sebakul ini menghambat masuknya air dari daerah tangkapan menuju kawasan danau. Dampaknya, saat ini, yang dapat dilihat dengan kasat mata, yaitu dengan makin menurunnya debit air di Danau Dendam yang pada akhirnya akan mengurangi pasokan air tawar di kota Bengkulu (WALHI, 2007).
Menurut penelitian yang dilakukan Bapedalda propinsi Bengkulu tahun 2001, luas daerah tangkapan air (catchment area) danau ini adalah sekitar 27 km2 dengan luas genangan air berkisar antara 70 hingga 150 ha dengan kedalaman air rata-rata 3 meter, tergantung kepada jumlah air hujan yang jatuh di daerah ini. Luas danau pada saat penelitian dilakukan adalah sekitar 112,2 ha dengan lebar 1.120 meter dan panjang 1.420 meter. Secara rata-rata, volume air tertampung pada danau ini sekitar 2.100.000 m3. Kemampuan pengairan sawah yang diambil dari air danau melalui jaringan irigasi sekitar 244 ha di desa Dusun Besar dan sekitar 261 ha di desa Surabaya. Untuk data terbaru mengenai danau saat ini Bapedalda belum ada.
Kawasan tangkapan air Danau Dendam Tak Sudah saat ini telah rusak akibat penjarahan hutan. Sekitar 40 persen kawasan hutan rawa di kawasan cagar alam ini sudah tidak lagi seperti aslinya. Akibatnya, menurut penelitian Yayasan Lembak, yayasan yang memberikan advokasi bagi warga yang dirugikan akibat kerusakan cagar alam tersebut, debit air danau pun mulai turun. Sebelumnya, danau ini mampu menampung 21 juta meter kubik air. Tetapi, saat ini diperkirakan tinggal mampu menampung sekitar 18 juta meter kubik. Akibat lebih lanjut, persawahan penduduk di hilir danau seluas 700 hektar terancam kekeringan pada musim kemarau.
2.      Museum Negeri Bengkulu
Museum Negeri Provinsi Bengkulu mulai dibangun pada tahun 1978. Namun, museum ini baru difungsikan pada tanggal 3 Mei 1980. Pada awalnya, Museum Negeri Bengkulu bertempat di Benteng Marlborough. Tiga tahun kemudian, tepatnya 3 Januari 1983, museum ini menempati gedung baru di Jalan Pembangunan No. 8, Padang Harapan.
Museum yang diresmikan oleh Drs. GBPH Poeger, Dirjen Kebudayaan pada waktu itu, memiliki dua ruang pameran, yakni ruang Pameran Tetap dan Pameran Temporer. Di kedua ruang pameran inilah, pengunjung dapat melihat 3.660 koleksi yang meliputi bidang biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filologika, dan keramologika.
Museum Negeri Provinsi Bengkulu memiliki 126 koleksi naskah kuno yang hingga kini tidak diketahui identitas penulisnya (anonim). Saat ini, sepuluh di antaranya sudah berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Koleksi naskah kuno yang berisi pantun, sejarah, dan wejangan ini, berumur puluhan bahkan ratusan tahun. Oleh karena itulah, koleksi ini begitu berharga, patut untuk dijaga dan dipelajari.
Selain naskah kuno, museum yang berdiri di atas lahan seluas 9.974 m2 ini juga memiliki koleksi kain tradisional. Salah satunya adalah Kain Besurek, yakni kain yang terbuat dari bahan katun, yang teknik pembuatannya seperti kain batik. Kain Besurek memiliki motif seperti huruf kaligrafi Arab. Namun, motif-motif ini tidak menjalin kata sehingga tidak dapat dibaca. Konon, kain ini merupakan perkembangan dari lambang Surya Majapahit pada masa Hindu-Buddha di Indonesia. Di samping itu, salah satu koleksi yang menarik dari museum ini adalah keberadaan mesin cetak Drukkey Populair dengan merek “Golden Press”. Mesin cetak buatan Amerika Serikat ini dibuat pada tahun 1930. Drukkey Populair inilah yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia untuk mencetak “uang merah”. Uang merah merupakan sejenis Oeang Republik Indonesia (ORI) yang difungsikan sebagai alat tukar menukar yang sah, khusus di wilayah Bengkulu.
3.      Pantai Panjang
3.1.      Selayang Pandang
Pantai Panjang merupakan obyek wisata pantai yang cukup terkenal di Propinsi Bengkulu, selain Pantai Tapak Padri, Pantai Pasir Putih, dan Pantai Humo. Mengapa disebut Pantai Panjang? Karena garis pantainya yang cukup panjang, yaitu sekitar 7 km. Selain itu, jarak antara garis pasang dan garis surutnya juga panjang, jika dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya, yaitu sekitar 500 m. Hal ini dikarenakan pantai ini tidak memiliki karang. Jadi, ketika terjadi air pasang, jangkauan airnya dapat naik jauh.

3.2.      Keistimewaan
Kondisi pantainya yang landai, airnya yang bersih, serta hamparan pasir putihnya yang luas, merupakan daya tarik tersendiri dari obyek wisata Pantai Panjang. Dengan kondisi pantai seperti itu, pengunjung dapat mandi sepuasnya sambil menikmati semilir angin pantai yang masih bersih dan sejuk karena pantai ini jauh dari area perindustrian.
Selain itu, banyaknya pohon cemara yang tumbuh di sekitar pantai ini juga merupakan keunikan tersendiri yang mungkin tidak dimiliki oleh pantai-pantai lainnya. Sebab, secara umum, pohon yang biasanya tumbuh di daerah pantai adalah pohon kelapa, dan ini tidak dijumpai di Pantai Panjang.
3.3.      Lokasi
Secara administratif, Pantai Panjang terletak di Kotamadya Bengkulu, Propinsi Bengkulu, Indonesia.
3.4.      Harga Tiket
Dalam konfirmasi.
3.5.      Akses
Letaknya yang hanya berjarak sekitar 3 km dari pusat Kota Bengkulu membuat Pantai Panjang mudah untuk diakses. Banyak transportasi umum yang menuju ke pantai ini. Dari Kota Bengkulu, pengunjung dapat menggunakan minibus, taksi, atau mobil sewaan untuk sampai di lokasi pantai.
3.6.      Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di sekitar pantai, pengunjung dapat menjumpai sarana akomodasi dan fasilitas yang cukup lengkap, di antaranya adalah area parkir yang luas, hotel, restoran, kolam renang, cottage, minimarket, kios-kios penjual voucher handphone, kios-kios cendramata, dan lain-lain.
Pantai Panjang merupakan objek wisata andalan Bengkulu yang selama ini cukup banyak dikunjungi wisatawan, kata Kepala Dinas Pariwisata, di Bengkulu. Hamparan pasir putih yang bersih dan berkilau ketika terkena sinar matahari siap menyambut para wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut. "Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Panjang akan puas dan dapat menikmati rekreasi dengan nyaman dan aman. Mereka bisa duduk atau bahkan tiduran di atas pasir yang putih dan bersih,".
Pantai Panjang memiliki panjang tujuh kilometer dan merupakan salah satu pantai terpanjang di Indonesia, dan selama ini menjadi salah satu objek wisata paling ramai dikunjung wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Lokasi tersebut merupakan pusat pembangunan kawasan wisata internasional yang mulai dibangun sejak pertengahan 2007 dan ditargetkan selesai pada 2008, dengan total anggaran mencapai Rp1 triliun. "Selain bisa menikmati keindahan dan kelembutan pasir putih, pengunjung Pantai Panjang juga bisa melihat keindahan matahari terbenam serta memandang hamparan Samudera Indonesia,".
Pantai Panjang juga memiliki kekhasan dibandingkan pantai-pantai lain di Indonesia, yakni di sepanjang pantai itu ditumbuhi cemara laut, yang merupakan salah satu tumbuhan dilindungi. Letak Pantai Panjang, hanya 4 Km dari pusat kota Bengkulu dan mudah dicapai dengan kendaraan umum. Di sekitar kawasan objek wisata itu, juga telah tersedia pondok-pondok peristirihatan seperti shelter, rumah makan, cottages, tempat hiburan, dan hotel berbintang. "Di lokasi pantai ini juga sudah dilengkapi dengan berbagai macam sarana dan prasarana pendukung pariwisata, seperti jalan aspal yang bisa dilewati kendaraan, aliran listrik, dan lain-lain yang sangat cocok untuk rekreasi bersama keluarga,". Pantai Panjang merupakan satu dari 80 objek wisata yang teridentifikasi dan memiliki kekhasan, terdiri dari 14 objek wisata pantai, delapan tirta (air), 22 tempat bersejarah dan 36 panorama alam.
4.      Benteng Marlborough
Benteng Marlborough merupakan salah satu obyek wisata sejarah dan budaya andalan yang dimiliki oleh Propinsi Bengkulu. Benteng peninggalan Inggris awal abad ke-18 ini dibangun oleh East Indian Company (sebuah usaha dagang Inggris terbesar di Nusantara waktu itu) selama kurang lebih enam tahun (tepatnya pada tahun 1713—1719) di bawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet ketika berkuasa di Bengkulu. Secara keseluruhan, benteng yang bangunannya menyerupai kura-kura ini berdiri di atas tanah seluas sekitar 44.100 meter persegi dan menghadap ke arah selatan.
Secara historis, Benteng Marlborough dianggap sebagai peninggalan terbesar Inggris di Indonesia. Meskipun latar belakang pembangunan benteng ini adalah untuk kepentingan pertahanan/militer, namun seiring berjalannya waktu, Benteng Marlborough kemudian juga difungsikan untuk kepentingan perdagangan. Benteng ini dijadikan sebagai tempat koordinasi bagi kelancaran suplai lada bagi perusahaan dagang Inggris, East Indian Company, dan pusat pengawasan jalur pelayaran dagang yang melewati Selat Sunda.
Selain itu, benteng yang pernah digunakan sebagai tempat penahanan Bung Karno ini juga digunakan sebagai tempat tinggal oleh para petinggi militer Inggris dan pegawai East Indian Company. Dalam catatan British Library, pada tahun 1792 terdapat kurang lebih 90 pegawai sipil dan militer tinggal dan bekerja dalam benteng ini. Secara fungsional, benteng ini akhirnya lebih menyerupai hunian dalam sebuah kota kecil daripada pusat pertahanan militer atau kantor perdagangan. Hal ini dapat dilihat dari catatan-catatan yang terkait dengan perkawinan, pembaptisan, dan kematian, yang masih tersimpan rapi di dalam benteng ini.
Keistimewaan Benteng Marlborough terletak pada struktur bangunannya yang terdiri dari bagian-bagian yang sangat lengkap. Benteng yang berbentuk segi empat ini memiliki bastion (gedung jaga) di keempat sudutnya. Untuk memasuki bangunan induk di dalam benteng ini, pengunjung harus melewati pintu masuk utama berbentuk lengkung sempurna yang terletak di sisi barat daya. Namun, sebelum sampai di bangunan induk, pengunjung harus melewati jembatan terlebih dahulu yang menghubungkan antara pintu masuk dengan bangunan induk karena benteng ini dikelilingi oleh parit yang bentuknya mengikuti bentuk bangunan benteng. Di sebuah lorong sebelum memasuki jembatan, pengunjung dapat menjumpai 4 buah nisan, 2 di antaranya merupakan peninggalan di masa Ben­teng York (benteng yang dibangun Inggris sebelum Benteng Marlborough). Pada nisan-nisan tersebut tertera nama George Shaw (1704), Richard Watts Esq (1705), James Cune (1737), dan Henry Stirling (1774).
Bastion-bastion yang terdapat di keempat sudut Benteng Marlborough berbentuk segi lima. Bastion-bastion tersebut dikelillingi oleh tembok yang dilengkapi dengan celah intai yang berbentuk segitiga. Pada bastion bagian selatan, pengunjung dapat menjumpai sisa rel meriam yang berbentuk lingkaran. Sedangkan pada bastion di bagian selatan dan timur menempel 8 buah cincin besi yang masing-masing berjarak satu meter.
Fort Marlborough adalah sebuah bangunan benteng pertahanan yang terletak di pesisir pantai Tapak Paderi - Kota Bengkulu. Benteng ini dibangun oleh kolonial Inggris pada tahun 1914 – 1719 dibawah pimpinan Gubernur Jendral Josef Colin semasa pendudukan mereka di Wilayah Bengkulu. Benteng Marlborough adalah benteng terbesar yang pernah dibangun oleh Bangsa Inggris semasa kolonialismenya di Asia Tenggara.
Konstruksi bangunan benteng Fort Marlborough ini memang sangat kental dengan corak arsitektur Inggris Abad ke-20 yang ‘megah’ dan ‘mapan’. Bentuk keseluruhan komplek bangunan benteng yang menyerupai penampang tubuh ‘kura-kura’ sangat mengesankan kekuatan dan kemegahan. Detail-detail bangunan yang European Taste menanamkan kesan keberadaan bangsa yang besar dan berjaya pada masa itu. Dari berbagai peninggalan yang masih terdapat di dalam bangunan benteng dapat pula diketahui bahwa pada masanya bangunan ini juga berfungsi sebagai pusat berbagai kegiatan termasuk perkantoran, bahkan penjara.
Berbagai catatan sejarah pernah terjadi di Fort Marlborough ini, diantaranya tentang berbagai kejadian dalam kehidupan bangsa Inggris di Bengkulu saat itu, beberapa pesta perkawinan diantara mereka, berbagai kisah perniagaan rempah-rempah, peperangan-peperangan yang terjadi, hingga kisah gugurnya Hamilton, gugurnya Thomas Parr dan penundukan / penguasaan benteng ini selama lebih kurang enam bulan oleh perlawanan Tobo Bengkulu dengan Rajo Lelo-nya.
Dalam usia yang sudah mencapai tiga abad, nilai bangunan ini tentu lebih dari sekedar bangunan bersejarah yang berada di Bumi Bengkulu ini. Tetapi Fort Marlborough juga merupakan ‘prasasti’ yang mengisahkan tentang jalinan interaksi dua bangsa yang berbeda, yaitu bangsa Inggris dan bangsa Melayu Bengkulu’. Fort Marlborough bagaikan ‘permata sejarah’ yang menyatukan kenangan manis dari dua bangsa yang berbeda dalam sebuah untaian kalung ‘kehormatan peradaban’-nya masing-masing. Fort Marlborough adalah situs yang tiada boleh dilewatkan ketika wisatawan mengunjungi Bengkulu.
5.      Pantai Tapak Paderi
5.1.      Tentang Pantai Tapak Paderi
Objek Wisata Tapak Paderi merupakan salah satu objek wisata yang favorit di Kota Bengkulu. Wisata Tapak Paderi adalah sebuah pantai tengah diantara Pantai Panjang dan Pantai Jakat Kota Bengkulu, karena pantai ini sangat tersambung anda dapat berhubung langsung dengan kedua pantai tersebut yakni Pantai Panjang dan Pantai Jakat.
Pantai Tapak Paderi cukup bersejarah, karena konon pada jaman dahulu disekitar pesisir Pantai Tapak Paderi merupakan pusat pemerintahan penjajahan inggris pasa masa itu. Sebuah benteng peninggalan penjajahan Inggris yang bernama Benteng Marlborough yang dibangun atas instruksi Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffless terdapat di Pantai Tapak Padri. Tak hanya itu, terdapat pula Kampung Cina atau biasa disebut China Town di pantai ini.

5.2.      Keunggulan Pantai Tapak Paderi

Pantai Tapak Paderi sangat mempesona, pesona alamnya sangat eksotik terutama pada sore hari atau ketika matahari terbenam. Rona-rona sinar matahari yang ingin terbenam sangatlah romantis, apalagi jika anda menikmatinya sambil menyantap jagung bakar yang banyak di jual disekitar pantai ini.

5.3.      Lokasi Pantai Tapak Paderi

Karena letak Pantai Tapak Paderi yang cukup strategis yaitu dekat dengan pusat kota kira-kira menempuh 10 menit perjalanan dari pusat kota Bengkulu, membuat para wisatawan tak sulit untuk menemukan Pantai Tapak Paderi. Buruan tunggu apalagi, silahkan mampir ke Pantai Tapak Paderi, dan silahkan menikmati keindahan alam yang ada.
6.      Pantai Jakat
Pantai Jakat Bengkulu, terletak sekitar 2 kilometer dari pusat Kota Bengkulu,berdekatan dengan Benteng Marlborough dan Pantai Tapak Paderi. Keindahan alam Pantai Jakat tidak kalah jika dibandingkan dengan Pantai Panjang dan Pantai Tapak Padri Bengkulu.
Di Pantai Jakat, wisatawan dapat menikmati keindahan pantai yang masih terjaga dan tidak tercemar. Pantai Jakat merupakan pantai yang relatif aman bagi pengunjung untuk mandi dan berenang di pantai. Anda juga dapat menikmati pemandangan alam yang sangat indah saat sunset menghampiri Kota Bengkulu.
Selain dapat menikmati keindahan alam Pantai Jakat, pengunjung juga dimanjakan dengan fasilitas lain yang dapat menghibur pengunjung seperti adanya penyewaan jet ski, permainan banana boat, penyewaan ban pelampung dan outbond. Pengunjung juga dapat bermain papan selancar dan surfing di pantai ini.
Sepanjang jalan di Pantai Jakat, banyak penjual jagung dan pisang bakar serta berbagai aneka gorengan hasil laut khas Bengkulu yang akan memanjakan selera kuliner Anda. Masyarakat sekitar Pantai Jakat juga menjual hasil tangkapan laut mereka disini. Jika Anda berkunjung ke Kota Bengkulu, jangan lewatkan Pantai Jakat sebagai tujuan wisata Anda. Rasakan keindahan alamnya.
Ø  Kelebihan:
a.       Keindahan alam yang luar biasa.
b.      Pantai relatif aman untuk mandi dan berenang.
c.       Memiliki fasilitas permainan banana boat, jet ski, dan outbond.
Ø  Kekurangan:
a.       Kebersihan sekitar pantai yang masih kurang.
b.      Belum memiliki fasilitas kamar ganti dan toilet umum yang memadai.
7.      Rumah Bung Karno
Sejarah perjuangan Bung Karno dalam memerdekakan Indonesia dari penjajahan Belanda tidak dapat dilepaskan dari pengasingan-pengasingan yang pernah dialaminya. Salah satu tempat pengasingan Soekrano berada di Propinsi Bengkulu. Selama pengasingannya di Bengkulu, Bung Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal orang Cina yang bernama Tan Eng Cian. Tan Eng Cian adalah pengusaha yang menyuplai bahan pokok untuk kebutuhan pemerintahan kolonial Belanda. Soekarno menempati rumah tersebut dari tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah ini berjarak sekitar 1,6 km dari Benteng Malborough. Rumah yang berada pada koordinat 0,3o 47l 85,1ll Lintang Selatan dan 102o15l 41,7ll Bujur Timur ini berada di ketinggian 64 m di atas permukaan laut.
Rumah yang dibangun pada awal abad ke-20 ini berbentuk empat persegi panjang. Bangunan ini tidak berkaki dan dindingnya polos. Pintu masuk utama berdaun ganda, dengan bentuk persegi panjang. Bentuk jendela persegi panjang dan berdaun ganda. Pada ventilasi terdapat kisi-kisi berhias. Rumah dengan halaman yang cukup luas ini memiliki atap berbentuk limas. Luas bangunan rumah ini adalah 162 m2, dengan ukuran 9 x 18 m.
Dulu luas keseluruhan rumah ini mencapai 4 hektar. Selain rumah utama, ada beberapa bangunan lain. Dengan berjalannya waktu, oleh Pemerintah Propinsi Bengkulu lahan yang ada kemudian dibagi-bagi untuk rumah penduduk dan sebagian untuk gedung instansi pemerintah daerah setempat. Papan nama Rumah Kediaman Bung Karno.
Bengkulu adalah salah satu kota tempat presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno,pernah diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda, tahun 1936-1942. Bung Karno tinggal di kota ini disertai dengan istrinya, Ibu Inggit dan putri angkat mereka. Dari kota ini pula asalnya  Ibu Fatmawati.
Rumah pengasingan  berada di pusat kota Bengkulu, di daerah yang bernama Anggut Atas. Dahulu pemilik rumah ini adalah pengusaha  bernama Tan Eng Cian yang memasok bahan pokok untuk kebutuhan pemerintah kolonial Belanda. Semula luas  keseluruhan rumah ini sekitar 4 ha, tetapi kemudian lahan dibagi-bagi untuk menjadi rumah penduduk dan kantor.
Rumah ini tak terlalu besar, dibangun awal abad 20 dan berbentuk persegi panjang. Luas bangunan rumah  adalah 162 m2, dengan ukuran 9 x 18 m. Keadaan rumah ini sekarang lebih cantik dengan halaman yang terawat.  Di bagian depan ada teras yang dilengkapi satu set meja kursi dan  lemari pajang kecil.
Di bagian dalam rumah  terdapat sepasang kursi tua.  Di sisi kanan terdapat tiga buah kamar dan di sisi kiri terdapat dua kamar tidur. Di dalam kamar tidur terdapat ranjang besi yang merupakan tempat tidur Bung Karno saat ia menghuni rumah ini.  Di kamar-kamar lainnya meruapakan tempat penyimpanan, ada ruang tempat sepeda yang pernah dipakai Bung Karno, ruang berisi buku-buku koleksi beliau dan koleksi  pakaian dan perlengkapan pertunjukan sandiwara milik kelompok tonil Monte Carlo. Sayangnya koleksi ini tak sesuai dengan cara penyimpanan yang baik, tanpa pengatur suhu, sehingga koleksi banyak yang terlihat rusak.
Buku-buku tebal koleksi Bung Karno terdiri dari berbagai  jenis, seperti karya sastra klasik, ensiklopedia, data kepemimpinan Jong Java, hingga Alkitab Pemuda Katolik. Sekitar 60 persen dari semua buku yang ada di Rumah Pengasingan Bung Karno ini rusak parah.
Di kamar terakhir yang lain ada koleksi foto-foto BK beserta ibu Inggit dan keluarga, juga foto ibu Fatmawati remaja.  Di bagian kanan belakang rumah ada bangunan  memanjang  berisikan dapur, gudang  dan kamar mandi. Selain rumah pengasingan, peninggalan Bung Karno lainnya di Bengkulu adalah Masjid Jamik yang dirancang dan dibangunnya. Masjid dibangun pada 1938 dan telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Masjid terletak di jalan utama kota Bengkulu. Seingatku dahulu ada pohon beringin besar di sebelah kanan depan yang menjadikan masjid terlihat asri  Sebelumnya masjid ini adalah mushola yang didirikan masyarakat dipimpin Sentot Alibasyah, panglima perang Pangeran Diponegoro yang  wafat di kota ini.   Makam sang Panglima masih ada dan lokasinyapun tak terlalu jauh dari masjid, sekitar 10 menit berjalan kaki.

















KESIMPULAN
Nama danau dendam memang terasa aneh, menyeramkan dan belum terkenal dengan danau-danau besar lain nya, seperti Danau Toba diSumatera Utara, Danau Maninjau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat dan Danau Ranau di Lampung. Namun pesona Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu ini tidak kalah indah dan eksotik dengan danau-danau lain nya.
Memang, saat ini belum banyak wisatawan yang mengenal danau yang hanya berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota Bengkulu itu. Danau Dendam Tak Sudah ,sudah menceritakan sebuah kisah tragis di baliknya. Nama danau dendam tak sudah ini diyakini terkait dengan legenda sepasang muda-mudi. Mereka mengikat janji sehidup semati, namun kisah asmara mereka tak kesampaian karena orang tua sang gadis tidak merestui. Dia dijodohkan dengan laki-laki lain,padahal benih-benih cinta di hati kedua remaja ini tidak bisa dipisahkan lagi. Lalu kedua anak muda yang dimabuk asmara itu bunuh diri ke dalam danau. Konon sejak itu di dalam danau terdapat dua ekor lintah besar, yang merupakan jelmaan sepasang kekasih tersebut.
Museum Negeri Provinsi Bengkulu mulai dibangun pada tahun 1978. Namun, museum ini baru difungsikan pada tanggal 3 Mei 1980. Pada awalnya, Museum Negeri Bengkulu bertempat di Benteng Marlborough. Tiga tahun kemudian, tepatnya 3 Januari 1983, museum ini menempati gedung baru di Jalan Pembangunan No. 8, Padang Harapan.
Museum yang diresmikan oleh Drs. GBPH Poeger, Dirjen Kebudayaan pada waktu itu, memiliki dua ruang pameran, yakni ruang Pameran Tetap dan Pameran Temporer. Di kedua ruang pameran inilah, pengunjung dapat melihat 3.660 koleksi yang meliputi bidang biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filologika, dan keramologika.
Pantai Panjang merupakan obyek wisata pantai yang cukup terkenal di Propinsi Bengkulu, selain Pantai Tapak Padri, Pantai Pasir Putih, dan Pantai Humo. Mengapa disebut Pantai Panjang? Karena garis pantainya yang cukup panjang, yaitu sekitar 7 km. Selain itu, jarak antara garis pasang dan garis surutnya juga panjang, jika dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya, yaitu sekitar 500 m. Hal ini dikarenakan pantai ini tidak memiliki karang. Jadi, ketika terjadi air pasang, jangkauan airnya dapat naik jauh.
Benteng Marlborough merupakan salah satu obyek wisata sejarah dan budaya andalan yang dimiliki oleh Propinsi Bengkulu. Benteng peninggalan Inggris awal abad ke-18 ini dibangun oleh East Indian Company (sebuah usaha dagang Inggris terbesar di Nusantara waktu itu) selama kurang lebih enam tahun (tepatnya pada tahun 1713—1719) di bawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet ketika berkuasa di Bengkulu. Secara keseluruhan, benteng yang bangunannya menyerupai kura-kura ini berdiri di atas tanah seluas sekitar 44.100 meter persegi dan menghadap ke arah selatan.
Objek Wisata Tapak Paderi merupakan salah satu objek wisata yang favorit di Kota Bengkulu. Wisata Tapak Paderi adalah sebuah pantai tengah diantara Pantai Panjang dan Pantai Jakat Kota Bengkulu, karena pantai ini sangat tersambung anda dapat berhubung langsung dengan kedua pantai tersebut yakni Pantai Panjang dan Pantai Jakat.
Pantai Jakat Bengkulu, terletak sekitar 2 kilometer dari pusat Kota Bengkulu,berdekatan dengan Benteng Marlborough dan Pantai Tapak Paderi. Keindahan alam Pantai Jakat tidak kalah jika dibandingkan dengan Pantai Panjang dan Pantai Tapak Padri Bengkulu.
Di Pantai Jakat, wisatawan dapat menikmati keindahan pantai yang masih terjaga dan tidak tercemar. Pantai Jakat merupakan pantai yang relatif aman bagi pengunjung untuk mandi dan berenang di pantai. Anda juga dapat menikmati pemandangan alam yang sangat indah saat sunset menghampiri Kota Bengkulu.
Sejarah perjuangan Bung Karno dalam memerdekakan Indonesia dari penjajahan Belanda tidak dapat dilepaskan dari pengasingan-pengasingan yang pernah dialaminya. Salah satu tempat pengasingan Soekrano berada di Propinsi Bengkulu. Selama pengasingannya di Bengkulu, Bung Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal orang Cina yang bernama Tan Eng Cian. Tan Eng Cian adalah pengusaha yang menyuplai bahan pokok untuk kebutuhan pemerintahan kolonial Belanda. Soekarno menempati rumah tersebut dari tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah ini berjarak sekitar 1,6 km dari Benteng Malborough. Rumah yang berada pada koordinat 0,3o 47l 85,1ll Lintang Selatan dan 102o15l 41,7ll Bujur Timur ini berada di ketinggian 64 m di atas permukaan laut.
Rumah yang dibangun pada awal abad ke-20 ini berbentuk empat persegi panjang. Bangunan ini tidak berkaki dan dindingnya polos. Pintu masuk utama berdaun ganda, dengan bentuk persegi panjang. Bentuk jendela persegi panjang dan berdaun ganda. Pada ventilasi terdapat kisi-kisi berhias. Rumah dengan halaman yang cukup luas ini memiliki atap berbentuk limas. Luas bangunan rumah ini adalah 162 m2, dengan ukuran 9 x 18 m.


HALAMAN FOTO
Danau Dendam Tak Sudah




Museum Negeri Bengkulu




Benteng Marlborough

Pantai Tapak Paderi





Pantai Jakat






Rumah Bung Karno







HALAMAN KONSULTASI
No.
Tanggal
Materi
Komentar
Paraf
1.

Judul,
Halaman Pengesahan,
Halaman Persembahan,
Motto,
Kata Pengantar.


2.

Laporan Perjalanan



3.

Danau Dendan Tak Sudah,
Museum Negeri Bengkulu,
Pantai Panjang,
Benteng Marlborough.


4.

Pantai Tapak Paderi,
Pantai Jakat,
Rumah Sukarno.


5.

Kesimpulan,
Halaman Foto,
Halaman Konsultasi,
Daftar Pustaka.










DAFTAR PUSTAKA

 

1 komentar:

  1. Royal Casino: The Ultimate Guide to Online Slots
    This is a unique casino experience 샌즈카지노 available to anyone with a keen understanding of slots. 메리트카지노 You can play all games for free, but 제왕 카지노 for the most part it is

    BalasHapus