STUDY TOUR
KE CURUP - BENGKULU
KARYA TULIS
INI UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN
MENGIKUTI
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013
NAMA : MISBAHUL MUNIR
NISN : 9950087823
KELAS : XII
IPA 1
PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SMA NEGERI 1 LEMPUING JAYA
JL. LINTAS TIMUR KM. 127 LUBUK SEBERUK
KECAMATAN LEMPUING JAYA
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
DAFTAR ISI
Halaman
Pengesahan........................................................................................ i
Halaman
Persembahan..................................................................................... ii
Motto.................................................................................................................. iii
Kata
Pengantar.................................................................................................. iv
Daftar
Isi............................................................................................................. v
Laporan
Perjalanan........................................................................................... 1
1.
Danau
Dendam Tak Sudah................................................................... 5
1.1.Cerita Dan Kisah Asal
Muasal Danau Dendam Tak Sudah....... 5
1.2.Lingkungan Hidup Danau
Dendam Tak Sudah.......................... 6
2.
Museum
Negeri
Bengkulu..................................................................... 12
3.
Pantai
Panjang....................................................................................... 13
3.1.Selayang Pandang.......................................................................... 13
3.2.Keistimewaan.................................................................................. 13
3.3.Lokasi.............................................................................................. 14
3.4.Harga Tiket..................................................................................... 14
3.5.Akses............................................................................................... 14
3.6.Akomodasi Dan Fasilitas
Lainnya................................................ 14
4.
Benteng
Marlborough........................................................................... 15
5.
Pantai
Tapak
Paderi.............................................................................. 17
5.1.Tentang Pantai Tapak
Paderi........................................................ 17
5.2.Keunggulan Pantai Tapak
Paderi................................................. 18
5.3.Lokasi Pantai Tapak
Paderi.......................................................... 18
6.
Patai
Jakat............................................................................................. 18
7.
Rumah
Bung Karno............................................................................... 19
Kesimpulan....................................................................................................... 22
Daftar
Pustaka.................................................................................................. 25
Halaman
Foto..................................................................................................... 26
Halaman
Konsultasi........................................................................................... 32
HALAMAN PENGESAHAN
Karya
tulis ini disetujui dan disahkan oleh Kepala SMA Negeri 1 Lempuing Jaya pada:
hari :
tanggal :
tempat :
Kepala SMA
Negeri 1 Lempuing Jaya Guru Pembimbing
Drs.
Harmen M.Si Irnapirakusnita
S.Pd
NIP. 19640315 199002 1 001 NIP.
19720807 200701 2 008
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya
tulis ini saya persembahkan kepada:
1. Allah
SWT, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ini.
2. Orang
tua, karena selalu mendukung dalam pembuatan karya tulis ini.
3. Guru,
karena telah memberikan bimbingan, serta dorongan dalam penulisan karya tulis
ini.
4. Teman-teman
yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam pembuatan karya
tulis ini.
5. Semua
santri pondok pesantren As-Shiddiqiyah yang selalu memberi semangat untuk saya.
6. Semua
pihak yang secara langsung atau tidak langsung yang telah membantu penulis
menyelesaikan karya tulis ini.
MOTTO
1.
Jadikanlah hari ini
lebih baik dari hari kemarin, dan Jadikanlah hari esok lebih baik dari hari
ini.
2.
Pengalaman adalah guru
yang paling bijaksana.
3.
Kehidupan adalah
pelajaran demi pelajaran, kita harus menjalani hidup untuk memahaminya.
4.
Banyak belajar, banyak
melihat dan banyak menderita adalah tiga pilar utama pembelajaran.
5.
Ketika kamu berhenti
belajar, berhenti mendengar, berhenti melihat dan berhenti bertanya, itu
saatnya untuk mati.
6.
Berbincang semeja
dengan orang bijak, lebih layak dari belajar selama satu bulan lewat buku.
7.
Sukses adalah kisah
ketika hambatan berhasil diatasi, dan setiap kali hambatan diatasi berarti alas
an tidak dipakai.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan
laporan perjalanan yang berjudul “STUDY TOUR KE CURUP - BENGKULU” adalah untuk
memenuhi syarat dalam mengikuti UN (Ujian Nasional) di SMA Negeri 1 Lempuing
Jaya tahun pelajaran 2012/2013.
Dalam penulisan karya tulis ini, saya
mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun
materil, untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak sampai
tersusunnya karya tulis ini.
Saya menyadari dalam penulisan karya
tulis ini, masih banyak kekurangan, kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan demi sempurnanya karya tulis ini. Mudah-mudahan karya tulis ini
bermanfaat bagi saya khususnya dan umumnya bagi para pembaca.
Lempuing
Jaya, 2013
Penulis
LAPORAN
PERJALANAN
Sabtu, 22 Desember 2012 tepat pukul
14.15 WIB, saya berangkat dari asrama pondok pesantren As-Shiddiqiyah menuju
SMA NEGERI 1 Lempuing Jaya. Dan sampai di sekolah pukul 14.20 WIB.Sebagian siswa
dan guru pendamping sudah berkumpul di SMA Negeri 1 Lempuing Jaya. Sebelumnya
pada pukul 13.00 WIB, saya telah
melaksanakan sholat dzuhur yang dijamak dengan sholat Ashar di Asrama. Sebelum berangkat, kami melaksanakan
doa bersama terlebih dahulu untuk meminta perlindungan dari Allah SWT yang
dipimpin langsung oleh Bapak Tamam Arifin. Akhirnya, pada pukul 15.30 WIB
rombongan meninggalkan gerbang SMA Negeri 1 Lempuing Jaya menuju Bengkulu
dengan mengendarai satu bus.
Pukul 17.45 WIB
rombongan berhenti di POM Simpang Meranjat untuk istirahat sejenak. Setelah
seluruh siswa keluar dari bus, kami langsung makan, setelah makan dilanjutkan sholat maghrib yang dijamak dengan sholat
isya’ di mushola yang terletak di areal POM simpang Meranjat tersebut. Setelah
sholat, rombongan pun langsung melanjutkan perjalanan. Akan tetapi, belum
keluar dari wilayah Indralaya, rombongan harus berhenti lagi karena ada
beberapa siswa yang sakit dan harus diperiksakan di klinik. Setelah selesai
periksa, kami melanjutkan perjalanan.
Keesokan
harinya, tepatnya pukul 05.20 WIB kami berhenti sejenak untuk melaksanakan
sholat shubuh di Masjid Taqwa yang terletak di Desa Daspetah Kabupaten
Kepahyang, Bengkulu. Karena kondisi alam yang merupakan daerah perbukitan, jadi
tidak heran jika airnya sangat dingin. Banyak siswa yang mengeluh, sehingga
tidak sedikit siswa yang mengurungkan niatnya untuk mandi.
Setelah
selesai sholat subuh, kami melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian, pada
pukul 07.20 kami berhenti lagi di Rumah Makan Bukit Sunur yang terletak di Desa
Lubuk Sini Tabaplanjung untuk sarapan bersama.
Setelah
selesai sarapan, kami melanjutkan
perjalanan menuju Danau Dendam Tak Sudah. Pukul 09.04 WIB, kami sampai di Danau
Dendam Tak Sudah. Semuanya pun langsung keluar bis dan melihat panorama yang
begitu indah disana. Danau ini hanya berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota
Bengkulu. Karena kami tiba disana masih pagi, jadi belum terlalu banyak
pengunjung. Ada beberapa siswa yang mecoba menaiki sampan mengelilingi danau.
Suasana yang cukup sejuk, kicauan burung terdengar di sana-sini dan panorama
yang indah menjadikan danau ini memiliki daya tarik tersendiri meskipun dari
namanya saja cukup mengerikan. Akan tetapi, karena
kurangnya kesadaran akan kebersihan, banyak sampah yang dibuang sembarangan di
danau sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan.
Setelah
puas melepas rasa lelah dan kantuk, pukul 09.47 WIB, kami melanjutkan
perjalanan menuju Pantai Panjang. Diperjalanan menuju Pantai Panjang, kami
tersesat dan beberapa kali melewati
Gedung Komando Daerah Militer, Gedung Juang 45, Gedung Farmasi Bengkulu, Dinas
Kesehatan Provinsi Bengkulu dan Museum Negeri Bengkulu. Akhirnya kami
memutuskan untuk mengunjungi Museum Bengkulu terlebih dahulu sebelum
mengunjungi Pantai Panjang. Kami tiba di Museum Negeri Bengkulu pukul 10.11 WIB.
Sebelum memasuki museum, saya berfoto-foto terlebih dahulu bersama teman-teman
di depan gedung Museum Negeri Bengkulu. Kemudian rombongan memasuki gedung,
terdapat berbagai macam benda-benda bersejarah yang menjadi identitas Bengkulu.
Saya melihat dan mengamati benda-benda tersebut satu per satu sekaligus
berfoto-foto bersama teman-teman. Musium negeri Bengkulu memiliki 3 bangunan
utama. Ada satu benda bersejarah yang sangat saya kagumi di musium tersebut,
yaitu arca Dewa Siwa yang menjadi bukti penyebaran agama hindu di Bengkulu.
Selanjutnya,
kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Panjang. Kami tiba di Pantai Panjang
sekitar pukul 11.25 WIB. Setibanya di Pantai Panjang, saya sangat senang karena
ini adalah pengalaman pertama saya mengijakkan kaki di pantai. Kami pun keluar
dari bus dan langsung menuju pantai, kami bermain air meskipun ombaknya besar.
Ketika saya sudah merasa lelah bermain di pantai, saya dan teman-teman
istirahat sejenak kemudian mencari tempat pemandian umum. Sangat sulit sekali
menemukan pemandian umum, tapi alhamdulillah kami menemukannya meskipun hanya
terdapat dua kamar mandi. Airnya pun sangat sedikit sedangkan kami jumlahnya
cukup banyak, jadi kami harus antre cukup lama. Tiap orang diharuskan membayar
Rp. 2000. Setelah selesai mandi dan mengganti pakaian, saya bergegas untuk
sholat dzuhur di mushola yang tidak jauh dari tempat pemandian umum tersebut.
Setelah sholat dzuhur, saya dan teman-teman membereskan pakaian yang kotor yang
memasukkannya ke mobil. Setelah semua siswa selesai membersihkan diri, kami
semua langsung melanjutkan perjalanan menuju dua tempat sekaligus yaitu Tapak
Paderi dan Benteng Marlborough.
Pukul
14.15 WIB kami tiba di Tapak Paderi. Sebagian dari kami ada yang mengunjungi
Tapak paderi, ada yang ke Pantai, ada juga yang tetap menunggu di bus yang
terletak di halaman Tapak Paderi. Antara Tapak Paderi, Pantai, dan Benteng Marlborough
jaraknya cukup dekat sehingga kami cukup lama berada di sana. Saya dan
teman-teman menuju ke Pantai terlebih dahulu kemudian ke Benteng Marlborough.
Tapi saya tidak memasuki benteng Marlborough karena saya khawatir di tinggal
rombongan. Sebelum saya kembali ke bus, saya dan teman-teman menyempatkan diri
untuk membeli aksesoris khas bengkulu dan kami kembali ke bus. Pukul 16.04 WIB
kami makan nasi bungkus. Setelah semua siswa dan guru pendamping selesai makan,
kami semua segera memasuki bus untuk mencari penginapan karena hari sudah
menjelang sore dan saya harus melaksanakan sholat maghrib.
Menjelang
maghrib kami tiba di penginapan. Semua teman-teman bergegas memasuki kamar.
Karena hanya terdapat dua kamar mandi, maka para siswa harus antre. Tapi, saya
dan Imam Mahdi lebih memilih sholat maghrib terlebih dahulu. Sekitar pukul
22.30 WIB, saya tidur di penginapan bersama teman-teman lainnya. Pukul 04.00
WIB, saya, Imam Mahdi dan I Wayan Wijaya
bangun dan bergegas mandi. Kami bangun pagi-pagi sekali agar tidak antri.
Pukul
08.00 WIB kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Jakat, sebelum berangkat
kami sarapan bubur ayam. Pukul 08.25 WIB kami tiba di Pantai Jakat. Kami berpencar,
ada yang mencari makanan, ada yang berjalan-jalan di pinggir pantai, ada juga
yang bermain banana boat. Sebelum
melanjutkan perjalanan ke tempat wisata selanjutnya, kami makan siang terlebih
dahulu. Setelah selesai kami melanjutkan perjalanan ke tempat wisata selanjtnya
yaitu Rumah Kediaman Bung Karno.
Pukul
11.15 WIB kami tiba di Rumah Kediaman Bung Karno. Sebelum memasuki gedung, saya
menyempatkan diri untuk berfoto bersama teman-teman dan guru pendamping.
Setelah itu kami memasuki rumah kediaman Bung Karno. Di dalam rumah Bung Karno
terdapat sepeda ontel milik Bung Karno, foto-foto Bung karno bersama
keluarganya, tempat tidur, dan lain-lain. Di halaman belakang rumah Bung Karno
terdapat sumur tua. Konon apabila kita cuci muka dengan air sumur tersebut, maka
akan sukses di kemudian hari.
Perjalanan
kami tak semulus yang kami bayangkan. Setelah kami selesai berkeliling ke
perumahan Bung Karno kami kebingungan menentukan tujuan selanjutnya, sebagian
ingin kembali berbelanja sebagian ingin segera pulang. Akhirnya Pak Bahar
menarik kami berbelanja terlebih dahulu di sekitar perumahan Bung Karno
tersebut dengan syarat pukul 14.00 WIB seluruh siswa harus berkumpul di bus.
Setelah saya sholat dzuhur yang di jamak dengan sholat ashar dan membeli
beberapa oleh-oleh khas Bengkulu, saya bergegas untuk pulang. Belum jauh dari
Perumahan Bung Karno, kami menyadari bahwa teman kami Miftahul Huda kelas XII
IPA 2 belum memasuki bus. Setelah lama menunggu, akhirnya dia datang, kami pun
langsung melanjutkan perjalanan.
Bengkulu
diguyur hujan deras saat itu, sehingga jalan raya menjadi licin dan supir pun
harus mengurangi laju kendaraannya. Menjelang maghrib kami berhenti di kebun
terong untuk makan nasi bunkus. Setelah selesai makan, kami melanjtkan
perjalanan pulang. Keesokan harinya pukul 04.23 WIB bus berhenti lagi di Rumah
Makan Pagi Sore Teluk Gelam untuk sholat shubuh. Setelah selesai kami
melanjutkan perjalanan menuju SMA Negeri 1 Lempuing Jaya.
Akhirnya,
tanggal 25 Desmber 2012 pukul 06.12 WIB kami tiba di depan gerbang SMA Negeri 1
Lempuing Jaya dan orang tua saya sudah menuggu, dan kami pun pulang ke rumah
masing-masing dengan keadaan selamat.
1.
Danau
Dendam Tak Sudah
1.1. Cerita Dan
Kisah Asal Muasal Danau
Dendam Tak Sudah
Nama danau dendam memang terasa aneh, menyeramkan dan
belum terkenal dengan danau-danau besar lain nya, seperti Danau Toba diSumatera
Utara, Danau Maninjau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat dan Danau Ranau di
Lampung. Namun pesona Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu ini tidak kalah indah
dan eksotik dengan danau-danau lain nya.
Memang, saat ini belum banyak wisatawan yang mengenal
danau yang hanya berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota Bengkulu itu. Danau
Dendam Tak Sudah ,sudah menceritakan sebuah kisah tragis di baliknya. Nama
danau dendam tak sudah ini diyakini terkait dengan legenda sepasang muda-mudi.
Mereka mengikat janji sehidup semati, namun kisah asmara mereka tak kesampaian
karena orang tua sang gadis tidak merestui. Dia dijodohkan dengan laki-laki
lain,padahal benih-benih cinta di hati kedua remaja ini tidak bisa dipisahkan
lagi. Lalu kedua anak muda yang dimabuk asmara itu bunuh diri ke dalam danau.
Konon sejak itu di dalam danau terdapat dua ekor lintah besar, yang merupakan
jelmaan sepasang kekasih tersebut.
Di masa Belanda, danau dendam tak sudah ini kemudian
dibuat dam, agar lebih tertata indah dan air danau tidak mudah meluap serta
memudahkan pembuatan jalan. Bukti-bukti dam itu bisa terlihat hingga kini.
Namun setelah merdeka pembangunan dam terbengkalai.Dam yang tak selesai itu
menginspirasikan warga setempat untuk menamai nya menjadi Dam Tak Sudah dan
kata "Dem"di depan kata "Dam" hanyalah merupakan
"kerancuan" yang sengaja ditimbulkan untuk menggelitik rasa ingin
tahu.
Danau dendam tak sudah seluas 37,50 hektare itu
memiliki keunikan yang tidak dimiliki danau lainnya. Di bawah Danau Dendam
TakSudah, konon terdapat gunung berapi.Danau ini juga memiliki berbagai flora
unik, yakni yakni anggrek Pensil (vanda hookeriana), yang diyakini hanya tumbuh
dikawasan ini. Flora unik yang lain adalah anggrek matahari, bakung.
Panorama di kawasan danau danau dendam tak sudah juga
sangat indah. Sejauh mata memadang, pengunjung akan dimanja lanskap
BukitBarisan yang membiru dan terlihat sayup-sayup di kejauhan.Di seputar danau
kini menjadi kawasan cagar alam karena menjadi plasma nuftah bagi anggrek
pensil. Juga ditemukan
berbagai fauna seperti kera ekor panjang, lutung, burung kutilang,ular phyton, siamang, siput dan berbagai,jenis ikan termasuk ikan langka seperti kebakung dan palau. Beruntung, anggrek pensil yang merupakan flora unggulan Danau Dendam Tak Sudah, hingga kini masih bisa dinikmati pengunjung. Anggrek dengan bunga putih dipadu warna ungu dan bintik-bintik hitam, selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke danau itu. Lutung dan kera ekor panjang pun terkadang masih bisa terlihat bergelantungan di pohon-pohon. Namun fauna lain, kini mulai jarang ditemui.
berbagai fauna seperti kera ekor panjang, lutung, burung kutilang,ular phyton, siamang, siput dan berbagai,jenis ikan termasuk ikan langka seperti kebakung dan palau. Beruntung, anggrek pensil yang merupakan flora unggulan Danau Dendam Tak Sudah, hingga kini masih bisa dinikmati pengunjung. Anggrek dengan bunga putih dipadu warna ungu dan bintik-bintik hitam, selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke danau itu. Lutung dan kera ekor panjang pun terkadang masih bisa terlihat bergelantungan di pohon-pohon. Namun fauna lain, kini mulai jarang ditemui.
1.2. Lingkungan Hidup Danau Dendam Tak Sudah
Lingkungan perairan tawar secara
garis besar terbagi menjadi dua yaitu lactic atau lingkungan perairan tawar
yang tidak bergerak, dan lotic yaitu lingkungan air tawar yang bergerak. Danau
adalah contoh bentuk lingkungan perairan tawar yang tidak bergerak. Sebagai
lingkungan perairan yang tidak bergerak, danau memiliki batas-batas yang jelas
yaitu tepian danau, dasar danau yang berupa kumpulan sediment, permukaan air
serta dinding danau. Cahaya matahari dapat menembus hingga ke dasar perairan
(biasanya pada danau yang kecil), sehingga proses fotosintesis dapat berjalan
dengan baik.
Di Kota Bengkulu terdapat cagar
alam danau dusun besar (Reg. 61) atau yang lebih dikenal dengan Danau Dendam
Tak Sudah. Status kawasan menurut penunjukkan Bisluit Gubernur Hindia Belanda
Stb 1936 No. 325 tanggal 17 Juni 1936 seluas 11,5 ha; berdasarkan Surat
Gubernur Bengkulu No. 1666/B4-1/1979 tanggal 15 Mei 1979 seluas 430 ha;
berdasrkan penunjukkan oleh Men Tan No. 171/Kpts/UM/3/981 tanggal 3 Maret 1981
seluas 430 ha sebagai kawasan cagar alam; berdasarkan penunjukkan Menhut No.
383/Kpts-II/1985 tanggal 27 Desember 1985 tentang Tata Guna Hutan Kesepakatan;
SK Menhut No. 420/Kpts-II/1999 tangal 15 Juni 1999 tentang penunjukkan kawasan
hutan di wilayah Propinsi Bengkulu seluas 920.964 ha dengan luas kawasan 577
ha.
Secara geografis cagar alam tersebut terletak diantara 3o 47’ 45” – 3o 49’ 01” LS dan 102o 18’ 07” – 102o 20’ 15” BT. Secara adminsitrasi pemerintahan termasuk wilayah kecamatan Teluk Segara, Selebar, Gading Cempaka (Kota Bengkulu) dan Kecamatan Talang Empat (Kabupaten Bengkulu Utara).
Secara geografis cagar alam tersebut terletak diantara 3o 47’ 45” – 3o 49’ 01” LS dan 102o 18’ 07” – 102o 20’ 15” BT. Secara adminsitrasi pemerintahan termasuk wilayah kecamatan Teluk Segara, Selebar, Gading Cempaka (Kota Bengkulu) dan Kecamatan Talang Empat (Kabupaten Bengkulu Utara).
Berdasarkan citra landsat 1998
cagar ala mini berhutan 52 ha dan tidak berhutan 525 ha. Terdapat perambahn
masyarakat yang diperkirakan telah mencapai 70% dari luas kawasan terutama
sepanjang kiri jalan Air Sebakul, Desa Nakau.
Beberapa gangguan kawasan antara lain:
Beberapa gangguan kawasan antara lain:
a.
Penggrapan kawasan
cagar alam secara illegal untuk dijadikan lahan pertanian/perkebunan rakyat.
b.
Pengambilan hasil hutan
berupa kayu komersial yang banyak tumbuh di dalam kawasan Cagar Alam Danau
Dusun Besar.
c.
Pencemaran lingkungan
yang terjadi karena masyarakat setempat mencuci kendaraan bermotor di danau
sehingga residu dan minyak hasil pencucian tersebut mengotori keadaan air
danau.
d.
Pembangunan sarana
pariwisata di kawasan cagar alam.
e.
Perusakan habitat
anggrek pensil.
Penanganan gangguan kawasan
meliputi alternative kegiatan sebagai berikut:
a.
Penangkaran anggrek
pensil.
b.
Pengembangan dan
peningkatan perekonomian masyarakat sekitar kawasan.
c.
Pengamanan yang
melibatkan tim terpadu.
d.
Penyuluhan secara
periodic.
e.
Perencanaan penataan
kawasan.
Kawasan Danau Dendam Tak Sudah
merupakan bagian dari kawasan cagar alam Danau Dusun Besar. Danau Dendam tak
Sudah menyimpan banyak potensi bagi kelestarian ekologi dan keseimbangan
ekosistem (BKSDA, 2003). Danau ini merupakan habitat utama tumbuhan endemic
langka yaitu anggrek pensil. Danau ini juga berfungsi sebagai daerah tangkapan
air dan sumber air tawar bagi pengairan, dan juga sebagai sarana pembelajaran.
BKSDA Kota Bengkulu (2003) menyebutkan ada lima fungsi utama yang dimiliki oleh
Danau Dendam tak Sudah yaitu: (1) sebagai kawasan konservasi yang melindungi
keanekaragaman hayati; (2) sebagai sumber air yang digunakan untuk keperluan
irigasi; (3) sebagai daerah cadangan air; (4) sebagai media pembelajaran alam
untk kepentingan ilmiah; (5) sebagai tempat rekreasi.
Fungsi tersebut harus dipertahankan
meskipun tidak menutup kemungkinkan pengembangan di sector pariwisata yang
dapat memberikan kontribusi ekonomi secara langsung ke masyarakat sekitar.
Pengembangan pariwisata di danau ini sangat memungkinkan selain adanya anggrek
langka, juga indahnya pemandangan di sekitar danau serta dapat dijadikan areal
bermain anak-anak.
Namun dalam perjalanannya
pengembangan danau ini menjadi kawasan wisata alam masih banyak kendala.
Kendala pertama adalah belum adanya model yang tepat untuk memadukan potensi
alamnya sebagai tempat wisata untuk mendongkrak ekonomi rakyat dan aspek
kelstariannya. Konsep yang tepat untuk memadukan kedua hal tersebut adalah
dengan menerapkan pariwisata berbasis konservasi atau yang lebih dikenal dengan
ekowisata.
Terdapat enam prinsip dasar dalam
pengembangan ekowisata (Ties,2005) yaitu: (1) membangun rasa tanggung jawab dan
kesadaran terhadap lingkungan dan budaya; (2) memberikan pengalaman positif
kepada wisatawan dan masyarakat setempat; (3) memberikan manfaat ekonomi secara
langsung untuk konservasi; (4) memberikan manfaat ekonomi dan pemberdayaan
masyarakat local; (5) menumbuhkan sensitivitas kepada daerah tujuan wisata
untuk mencapai kondisi politik, lingkungan dan social yang bai dan; (6)
mendukung upaya internasional dalam menjaga lingkungan dan manusia sekitarnya.
Kondisi keseimbangan ekosistem di
danau ini sudah kurang baik. Ini ditandai oleh sangat sulitnya anggrek pensil
di habitat aslinya, penurunan cadangan air, berkurangnya hutan dll. Penurunan
cadangan air dari danau ini dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu dengan
menurunnya jumlah air irigasi. Kerusakkan keseimbangan ekosistem ini perlu
ditata kembali agar fungsinya optimal dan agar dapat dijadikan kawasan
ekowisata.
Salah satu upaya pemulihan anggrek
pensil sebagai flora endemic telah dilakukan BKSDA yaitu dengan membuat
demplot. Demplot ini bertujuan untuk mengisolasi anggrek di suatu wilayah agar
tumbuh baik. Upaya lain yang telah dilakukan adalah dengan meningkatkan
pengawasan dan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat. Upaya lain adalah
memulihkan kondisi hutan di kawasan tersebut dan ditata sedemikian rupa
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai ekowisata. Oleh karena ekowisata merupakan
sebuah bentuk wisata yang menjual daya tariknya pada kelestarian dan keaslian
lingkungan, maka keseimbangan ekosistem sebagaimana yang seharusnya harus
diciptakan kembali.
Dengan ekowisata, maka berbagai
kepentingan dapat dipadukan dengan sempurna yaitu meningkatkan ekonomi
masyarakat sekaligus memperhatikan keseimbangan ekosistem. Beberapa keuntungan
yang dapat diraih dengan mengembangkan kawasan danau sebagai kawasn wisata
antara lain: (1) meningkatkan PAD; (2) menjaga kelestarian anggrek pensil yang
merupakan salah satu tumbuhan langka dan dilindungi; (3) mencegah kerusakan
ekosistem lebih jauh oleh oknum-oknum yan tidak bertanggungjawab; (4)
meningkatkan perekonomian masyarakat; (5) meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap keseimbangan lingkungan. Perubahan status kawasan ini dari cagar alam
menjadi kawasan ekowisata harus dipertimbangkan dan dilakukan dengan hati-hati,
sehingga fungsi kawasan ini tidak banyak berubah.
Tentunya kawasan danau sebagai
obyek wisata merupakan kawasan wisata yang terpadu dengan kawasan wisata lain
di propinsi Bengkulu serta merupakan satu paket wisata dengan propinsi
tetangga. Hal ini memang memerlukan kerjasama antarinstansi dan antar propinsi.
Paket terpadu ini dianjurkan agar wisatawan tidak sekadar berwisata ke Bengkulu
tetapi juga berwisata ke propinsi tetangga. Hal ini sangat menguntungkan bagi
Bengkulu yang sementara ini dicap sebagai propinsi terpencil di Indonesia
Bagian Barat.
Hasil penelitian (Novia, 2005)
menunjukkan bahwa terdapat 12 jenis spesies ikan di Danau Dendam tak Sudah
yaitu dari famili Anabantidae : 1. Trichogaster trihopterus, 2) Helstoma
termminchi, 3) Trichogaster pectoralis, 4) Anabas testudieus, 5) Polcampus
hasselti; dari famili Bagridae ada dua spesies yaitu Mystus sp; dari famili
Cyprinidae yaitu: 1) Mystacoleucus marginatus, 2) Rasbora sumatranus.
Data mengenai kualitas air danau
belum banyak diteliti. Novia (2005) menemukan bahwa pH danau berkisar antara
4,7 – 5,5 dan kadar oksigen 5,8-8,1 ppm. Laju pengurangan luasan genangan
mencapai 64,78 Ha per tahun (WALHI, 2007). Jika pengelolaan perubahan status
kawasan danau tidak hati-hati, maka ada kemungkinan terjadi kerusakan ekosistem
di kawasan tersebut, sehingga mungkin saja Danau Dusun Besar tinggal kubangan
kecil di tengah kota di masa yang akan dating.
Suhradi (2005), menunjukkan
kerusakan ekosistem Danau Dusun Besar semakin meningkat. Tutupan lahan daerah
tangkapan air pada tahun 1994 seluas 2.039,5 Ha dan pada tahun 2003 tinggal
282,26 ha. Genangan air danau pada tahun 1994 seluas 627,34 ha namun pada tahun
2003 hanya 44,29 ha. Melihat data tersebut laju pengurangan luasan genangan
danau dalam rentang 9 tahun tersebut mencapai 64,78 Ha per-tahun. Bayangkan
pada 10 atau 15 tahun ke depan mungkin Danau Dusun Besar tinggal kubangan kecil
di tengah kota yang tak layak disebut danau. Jika itu terjadi, maka jangankan
angrek pensil (Vanda hookeriana) yang endemik, indikator air permukaan,
cadangan air tawar, sumber air irigasi 261 ha sawah di Kelurahan Surabaya dan
244 ha sawah di Kelurahan Dusun Besar, tempat nelayan mencari ikan, energi
tekanan air untuk menahan laju intrusi air laut pun akan punah.
Masalah lain adalah adanya TPA Air
Sebakul yang terdapat di hulu Cagar Alam Danau Dusun Besar ini berpotensi
mencemari danau jika pengeolaannya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
kelestarian ekosistem (WALHI, 2007). Sampah ini tidak hanya mencemari danau
melalui air tirisan dan zat yang di bawahnya, namun juga menyebabkan daya
tampung danau berkurang secara gradual sesuai volume sampah yang dibuang.
Eutrofikasi Danau dapat terjadi akibat air tirisan sampah, sehingga mempercepat
terjadinya sedimentasi dan pertumbuhan tanaman air yang dalam jangka panjang
akan mengurangi volume cadangan air tawar di danau dusun besar.
Masalah lainnya adalah adanya
deforestasi di kawasan ini antara lain konversi huta menjadi lahan perkebunan,
pertanian, perumahan dll. Data 2001 menunjukkan luas tanah garapan lahan
pertanian yang ada di lokasi daerah cagar alam Danau Dendam Tak Sudah ini cukup
besar, yakni 277,25 ha atau sekitar 48,06% dari luas cagar alam atau sekitar
10% dari luas daerah tangkapan air Danau Dendam Tak Sudah dan bisa saja pada
saat ini luas tanah garapan makin bertambah. Adanya eksploitasi dan perambahan
hutan di sekitar kawasan Cagar Alam secara langsung menyebabkan perubahan jumlah
air danau. Contohnya, pembukaan jalan yang membelah cagar alam sepanjang 1,6 km
oleh Pemda Bengkulu pada tahun 1990 – 1992, secara langsung mempengaruhi jumlah
air yang masuk ke Danau Dendam. Pembuatan jalan Nakau-Air Sebakul ini
menghambat masuknya air dari daerah tangkapan menuju kawasan danau. Dampaknya,
saat ini, yang dapat dilihat dengan kasat mata, yaitu dengan makin menurunnya
debit air di Danau Dendam yang pada akhirnya akan mengurangi pasokan air tawar
di kota Bengkulu (WALHI, 2007).
Menurut penelitian yang dilakukan
Bapedalda propinsi Bengkulu tahun 2001, luas daerah tangkapan air (catchment
area) danau ini adalah sekitar 27 km2 dengan luas genangan air berkisar antara
70 hingga 150 ha dengan kedalaman air rata-rata 3 meter, tergantung kepada
jumlah air hujan yang jatuh di daerah ini. Luas danau pada saat penelitian
dilakukan adalah sekitar 112,2 ha dengan lebar 1.120 meter dan panjang 1.420
meter. Secara rata-rata, volume air tertampung pada danau ini sekitar 2.100.000
m3. Kemampuan pengairan sawah yang diambil dari air danau melalui jaringan
irigasi sekitar 244 ha di desa Dusun Besar dan sekitar 261 ha di desa Surabaya.
Untuk data terbaru mengenai danau saat ini Bapedalda belum ada.
Kawasan tangkapan air Danau Dendam
Tak Sudah saat ini telah rusak akibat penjarahan hutan. Sekitar 40 persen
kawasan hutan rawa di kawasan cagar alam ini sudah tidak lagi seperti aslinya.
Akibatnya, menurut penelitian Yayasan Lembak, yayasan yang memberikan advokasi
bagi warga yang dirugikan akibat kerusakan cagar alam tersebut, debit air danau
pun mulai turun. Sebelumnya, danau ini mampu menampung 21 juta meter kubik air.
Tetapi, saat ini diperkirakan tinggal mampu menampung sekitar 18 juta meter
kubik. Akibat lebih lanjut, persawahan penduduk di hilir danau seluas 700
hektar terancam kekeringan pada musim kemarau.
2. Museum Negeri Bengkulu
Museum Negeri Provinsi Bengkulu
mulai dibangun pada tahun 1978. Namun, museum ini baru difungsikan pada tanggal
3 Mei 1980. Pada awalnya, Museum Negeri Bengkulu bertempat di Benteng
Marlborough. Tiga tahun kemudian, tepatnya 3 Januari 1983, museum ini menempati
gedung baru di Jalan Pembangunan No. 8, Padang Harapan.
Museum yang diresmikan oleh Drs.
GBPH Poeger, Dirjen Kebudayaan pada waktu itu, memiliki dua ruang pameran, yakni
ruang Pameran Tetap dan Pameran Temporer. Di kedua ruang pameran inilah,
pengunjung dapat melihat 3.660 koleksi yang meliputi bidang biologika,
etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filologika, dan
keramologika.
Museum Negeri Provinsi Bengkulu
memiliki 126 koleksi naskah kuno yang hingga kini tidak diketahui identitas
penulisnya (anonim). Saat ini, sepuluh di antaranya sudah berhasil
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Koleksi naskah kuno yang berisi
pantun, sejarah, dan wejangan ini, berumur puluhan bahkan ratusan tahun. Oleh
karena itulah, koleksi ini begitu berharga, patut untuk dijaga dan dipelajari.
Selain naskah kuno, museum yang
berdiri di atas lahan seluas 9.974 m2 ini juga memiliki koleksi kain
tradisional. Salah satunya adalah Kain Besurek, yakni kain yang terbuat dari
bahan katun, yang teknik pembuatannya seperti kain batik. Kain Besurek memiliki
motif seperti huruf kaligrafi Arab. Namun, motif-motif ini tidak menjalin kata
sehingga tidak dapat dibaca. Konon, kain ini merupakan perkembangan dari
lambang Surya Majapahit pada masa Hindu-Buddha di Indonesia. Di samping itu, salah satu koleksi yang menarik dari museum ini
adalah keberadaan mesin cetak Drukkey Populair dengan merek “Golden Press”.
Mesin cetak buatan Amerika Serikat ini dibuat pada tahun 1930. Drukkey Populair
inilah yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia untuk mencetak “uang merah”.
Uang merah merupakan sejenis Oeang Republik Indonesia (ORI) yang difungsikan
sebagai alat tukar menukar yang sah, khusus di wilayah Bengkulu.
3. Pantai Panjang
3.1. Selayang Pandang
Pantai
Panjang merupakan obyek wisata pantai yang cukup terkenal di Propinsi Bengkulu,
selain Pantai Tapak Padri, Pantai Pasir Putih, dan Pantai Humo. Mengapa disebut
Pantai Panjang? Karena garis pantainya yang cukup panjang, yaitu sekitar 7 km.
Selain itu, jarak antara garis pasang dan garis surutnya juga panjang, jika
dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya, yaitu sekitar 500 m. Hal ini
dikarenakan pantai ini tidak memiliki karang. Jadi, ketika terjadi air pasang,
jangkauan airnya dapat naik jauh.
3.2. Keistimewaan
Kondisi
pantainya yang landai, airnya yang bersih, serta hamparan pasir putihnya yang
luas, merupakan daya tarik tersendiri dari obyek wisata Pantai Panjang. Dengan
kondisi pantai seperti itu, pengunjung dapat mandi sepuasnya sambil menikmati
semilir angin pantai yang masih bersih dan sejuk karena pantai ini jauh dari
area perindustrian.
Selain
itu, banyaknya pohon cemara yang tumbuh di sekitar pantai ini juga merupakan
keunikan tersendiri yang mungkin tidak dimiliki oleh pantai-pantai lainnya.
Sebab, secara umum, pohon yang biasanya tumbuh di daerah pantai adalah pohon
kelapa, dan ini tidak dijumpai di Pantai Panjang.
3.3. Lokasi
Secara
administratif, Pantai Panjang terletak di Kotamadya Bengkulu, Propinsi
Bengkulu, Indonesia.
3.4. Harga Tiket
Dalam
konfirmasi.
3.5. Akses
Letaknya
yang hanya berjarak sekitar 3 km dari pusat Kota Bengkulu membuat Pantai
Panjang mudah untuk diakses. Banyak transportasi umum yang menuju ke pantai ini.
Dari Kota Bengkulu, pengunjung dapat menggunakan minibus, taksi, atau mobil
sewaan untuk sampai di lokasi pantai.
3.6. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di
sekitar pantai, pengunjung dapat menjumpai sarana akomodasi dan fasilitas yang
cukup lengkap, di antaranya adalah area parkir yang luas, hotel, restoran,
kolam renang, cottage, minimarket, kios-kios penjual voucher handphone,
kios-kios cendramata, dan lain-lain.
Pantai
Panjang merupakan objek wisata andalan Bengkulu yang selama ini cukup banyak
dikunjungi wisatawan, kata Kepala Dinas Pariwisata, di Bengkulu. Hamparan pasir
putih yang bersih dan berkilau ketika terkena sinar matahari siap menyambut
para wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut. "Wisatawan yang
berkunjung ke Pantai Panjang akan puas dan dapat menikmati rekreasi dengan
nyaman dan aman. Mereka bisa duduk atau bahkan tiduran di atas pasir yang putih
dan bersih,".
Pantai
Panjang memiliki panjang tujuh kilometer dan merupakan salah satu pantai
terpanjang di Indonesia, dan selama ini menjadi salah satu objek wisata paling
ramai dikunjung wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Lokasi tersebut
merupakan pusat pembangunan kawasan wisata internasional yang mulai dibangun
sejak pertengahan 2007 dan ditargetkan selesai pada 2008, dengan total anggaran
mencapai Rp1 triliun. "Selain bisa menikmati keindahan dan kelembutan
pasir putih, pengunjung Pantai Panjang juga bisa melihat keindahan matahari
terbenam serta memandang hamparan Samudera Indonesia,".
Pantai
Panjang juga memiliki kekhasan dibandingkan pantai-pantai lain di Indonesia,
yakni di sepanjang pantai itu ditumbuhi cemara laut, yang merupakan salah satu
tumbuhan dilindungi. Letak Pantai Panjang, hanya 4 Km dari pusat kota Bengkulu
dan mudah dicapai dengan kendaraan umum. Di sekitar kawasan objek wisata itu, juga telah tersedia pondok-pondok
peristirihatan seperti shelter, rumah makan, cottages, tempat hiburan, dan
hotel berbintang. "Di lokasi pantai ini juga sudah dilengkapi dengan
berbagai macam sarana dan prasarana pendukung pariwisata, seperti jalan aspal
yang bisa dilewati kendaraan, aliran listrik, dan lain-lain yang sangat cocok
untuk rekreasi bersama keluarga,". Pantai Panjang merupakan satu dari 80
objek wisata yang teridentifikasi dan memiliki kekhasan, terdiri dari 14 objek
wisata pantai, delapan tirta (air), 22 tempat bersejarah dan 36 panorama alam.
4. Benteng Marlborough
Benteng
Marlborough merupakan salah satu obyek wisata sejarah dan budaya andalan yang
dimiliki oleh Propinsi Bengkulu. Benteng peninggalan Inggris awal abad ke-18
ini dibangun oleh East Indian Company (sebuah usaha dagang Inggris terbesar di
Nusantara waktu itu) selama kurang lebih enam tahun (tepatnya pada tahun
1713—1719) di bawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet ketika berkuasa di
Bengkulu. Secara keseluruhan, benteng yang bangunannya menyerupai kura-kura ini
berdiri di atas tanah seluas sekitar 44.100 meter persegi dan menghadap ke arah
selatan.
Secara historis, Benteng Marlborough
dianggap sebagai peninggalan terbesar Inggris di Indonesia. Meskipun latar
belakang pembangunan benteng ini adalah untuk kepentingan pertahanan/militer,
namun seiring berjalannya waktu, Benteng Marlborough kemudian juga difungsikan
untuk kepentingan perdagangan. Benteng ini dijadikan sebagai tempat koordinasi
bagi kelancaran suplai lada bagi perusahaan dagang Inggris, East Indian
Company, dan pusat pengawasan jalur pelayaran dagang yang melewati Selat Sunda.
Selain itu, benteng yang pernah
digunakan sebagai tempat penahanan Bung Karno ini juga digunakan sebagai tempat
tinggal oleh para petinggi militer Inggris dan pegawai East Indian Company.
Dalam catatan British Library, pada tahun 1792 terdapat kurang lebih 90 pegawai
sipil dan militer tinggal dan bekerja dalam benteng ini. Secara
fungsional, benteng ini akhirnya lebih menyerupai hunian dalam sebuah kota
kecil daripada pusat pertahanan militer atau kantor perdagangan. Hal ini dapat
dilihat dari catatan-catatan yang terkait dengan perkawinan, pembaptisan, dan
kematian, yang masih tersimpan rapi di dalam benteng ini.
Keistimewaan
Benteng Marlborough terletak pada struktur bangunannya yang terdiri dari
bagian-bagian yang sangat lengkap. Benteng yang berbentuk segi empat ini
memiliki bastion (gedung jaga) di keempat sudutnya. Untuk memasuki bangunan
induk di dalam benteng ini, pengunjung harus melewati pintu masuk utama
berbentuk lengkung sempurna yang terletak di sisi barat daya. Namun, sebelum
sampai di bangunan induk, pengunjung harus melewati jembatan terlebih dahulu
yang menghubungkan antara pintu masuk dengan bangunan induk karena benteng ini
dikelilingi oleh parit yang bentuknya mengikuti bentuk bangunan benteng. Di
sebuah lorong sebelum memasuki jembatan, pengunjung dapat menjumpai 4 buah
nisan, 2 di antaranya merupakan peninggalan di masa Benteng York (benteng yang
dibangun Inggris sebelum Benteng Marlborough). Pada nisan-nisan tersebut tertera
nama George Shaw (1704), Richard Watts Esq (1705), James Cune (1737), dan Henry
Stirling (1774).
Bastion-bastion yang terdapat di
keempat sudut Benteng Marlborough berbentuk segi lima. Bastion-bastion tersebut
dikelillingi oleh tembok yang dilengkapi dengan celah intai yang berbentuk
segitiga. Pada bastion bagian selatan, pengunjung dapat menjumpai
sisa rel meriam yang berbentuk lingkaran. Sedangkan pada bastion di bagian
selatan dan timur menempel 8 buah cincin besi yang masing-masing berjarak satu
meter.
Fort
Marlborough adalah sebuah bangunan benteng pertahanan yang terletak di pesisir
pantai Tapak Paderi - Kota Bengkulu. Benteng ini dibangun oleh kolonial Inggris
pada tahun 1914 – 1719 dibawah pimpinan Gubernur Jendral Josef Colin semasa
pendudukan mereka di Wilayah Bengkulu. Benteng Marlborough adalah benteng
terbesar yang pernah dibangun oleh Bangsa Inggris semasa kolonialismenya di
Asia Tenggara.
Konstruksi
bangunan benteng Fort Marlborough ini memang sangat kental dengan corak
arsitektur Inggris Abad ke-20 yang ‘megah’ dan ‘mapan’. Bentuk keseluruhan
komplek bangunan benteng yang menyerupai penampang tubuh ‘kura-kura’ sangat
mengesankan kekuatan dan kemegahan. Detail-detail bangunan yang European Taste
menanamkan kesan keberadaan bangsa yang besar dan berjaya pada masa itu. Dari
berbagai peninggalan yang masih terdapat di dalam bangunan benteng dapat pula
diketahui bahwa pada masanya bangunan ini juga berfungsi sebagai pusat berbagai
kegiatan termasuk perkantoran, bahkan penjara.
Berbagai
catatan sejarah pernah terjadi di Fort Marlborough ini, diantaranya tentang
berbagai kejadian dalam kehidupan bangsa Inggris di Bengkulu saat itu, beberapa
pesta perkawinan diantara mereka, berbagai kisah perniagaan rempah-rempah,
peperangan-peperangan yang terjadi, hingga kisah gugurnya Hamilton, gugurnya
Thomas Parr dan penundukan / penguasaan benteng ini selama lebih kurang enam
bulan oleh perlawanan Tobo Bengkulu dengan Rajo Lelo-nya.
Dalam
usia yang sudah mencapai tiga abad, nilai bangunan ini tentu lebih dari sekedar
bangunan bersejarah yang berada di Bumi Bengkulu ini. Tetapi Fort Marlborough
juga merupakan ‘prasasti’ yang mengisahkan tentang jalinan interaksi dua bangsa
yang berbeda, yaitu bangsa Inggris dan bangsa Melayu Bengkulu’. Fort
Marlborough bagaikan ‘permata sejarah’ yang menyatukan kenangan manis dari dua
bangsa yang berbeda dalam sebuah untaian kalung ‘kehormatan peradaban’-nya
masing-masing. Fort Marlborough adalah situs yang tiada boleh dilewatkan ketika
wisatawan mengunjungi Bengkulu.
5. Pantai
Tapak Paderi
5.1. Tentang Pantai Tapak
Paderi
Objek Wisata Tapak Paderi merupakan salah satu objek wisata yang favorit
di Kota Bengkulu. Wisata Tapak Paderi adalah sebuah pantai tengah diantara
Pantai Panjang dan Pantai Jakat Kota Bengkulu, karena pantai ini sangat
tersambung anda dapat berhubung langsung dengan kedua pantai tersebut yakni
Pantai Panjang dan Pantai Jakat.
Pantai Tapak Paderi cukup bersejarah, karena konon pada jaman dahulu
disekitar pesisir Pantai Tapak Paderi merupakan pusat pemerintahan penjajahan
inggris pasa masa itu. Sebuah benteng peninggalan penjajahan Inggris yang
bernama Benteng Marlborough yang dibangun atas instruksi Gubernur Jenderal
Thomas Stamford Raffless terdapat di Pantai Tapak Padri. Tak hanya itu,
terdapat pula Kampung Cina atau biasa disebut China Town di pantai ini.
5.2. Keunggulan Pantai Tapak Paderi
Pantai Tapak Paderi sangat mempesona, pesona alamnya sangat eksotik
terutama pada sore hari atau ketika matahari terbenam. Rona-rona sinar matahari
yang ingin terbenam sangatlah romantis, apalagi jika anda menikmatinya sambil
menyantap jagung bakar yang banyak di jual disekitar pantai ini.
5.3. Lokasi Pantai Tapak Paderi
Karena letak Pantai Tapak Paderi yang cukup strategis yaitu dekat dengan
pusat kota kira-kira menempuh 10 menit perjalanan dari pusat kota Bengkulu,
membuat para wisatawan tak sulit untuk menemukan Pantai Tapak Paderi. Buruan
tunggu apalagi, silahkan mampir ke Pantai Tapak Paderi, dan silahkan menikmati
keindahan alam yang ada.
6. Pantai
Jakat
Pantai
Jakat Bengkulu, terletak sekitar 2 kilometer dari pusat Kota
Bengkulu,berdekatan dengan Benteng Marlborough dan Pantai Tapak Paderi.
Keindahan alam Pantai Jakat tidak kalah jika dibandingkan dengan Pantai Panjang
dan Pantai Tapak Padri Bengkulu.
Di
Pantai Jakat, wisatawan dapat menikmati keindahan pantai yang masih terjaga dan
tidak tercemar. Pantai Jakat merupakan pantai yang relatif aman bagi pengunjung
untuk mandi dan berenang di pantai. Anda juga dapat menikmati pemandangan alam
yang sangat indah saat sunset menghampiri Kota Bengkulu.
Selain
dapat menikmati keindahan alam Pantai Jakat, pengunjung juga dimanjakan dengan
fasilitas lain yang dapat menghibur pengunjung seperti adanya penyewaan jet
ski, permainan banana boat, penyewaan ban pelampung dan outbond.
Pengunjung juga dapat bermain papan selancar dan surfing di pantai
ini.
Sepanjang
jalan di Pantai Jakat, banyak penjual jagung dan pisang bakar serta berbagai
aneka gorengan hasil laut khas Bengkulu yang akan memanjakan selera kuliner
Anda. Masyarakat sekitar Pantai Jakat juga menjual hasil tangkapan laut mereka
disini. Jika
Anda berkunjung ke Kota Bengkulu, jangan lewatkan Pantai Jakat sebagai tujuan
wisata Anda. Rasakan keindahan alamnya.
Ø Kelebihan:
a. Keindahan
alam yang luar biasa.
b. Pantai
relatif aman untuk mandi dan berenang.
c. Memiliki
fasilitas permainan banana boat, jet ski, dan outbond.
Ø Kekurangan:
a. Kebersihan
sekitar pantai yang masih kurang.
b. Belum
memiliki fasilitas kamar ganti dan toilet umum yang memadai.
7. Rumah Bung
Karno
Sejarah perjuangan Bung Karno dalam memerdekakan
Indonesia dari penjajahan Belanda tidak dapat dilepaskan dari
pengasingan-pengasingan yang pernah dialaminya. Salah satu tempat pengasingan
Soekrano berada di Propinsi Bengkulu. Selama pengasingannya di Bengkulu, Bung
Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal orang Cina
yang bernama Tan Eng Cian. Tan Eng Cian adalah pengusaha yang menyuplai bahan
pokok untuk kebutuhan pemerintahan kolonial Belanda. Soekarno menempati rumah
tersebut dari tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah ini berjarak sekitar 1,6 km
dari Benteng Malborough. Rumah yang berada pada koordinat 0,3o 47l 85,1ll
Lintang Selatan dan 102o15l 41,7ll Bujur Timur ini berada di ketinggian 64 m di
atas permukaan laut.
Rumah yang dibangun pada awal abad
ke-20 ini berbentuk empat persegi panjang. Bangunan ini tidak berkaki dan
dindingnya polos. Pintu masuk utama berdaun ganda, dengan bentuk persegi
panjang. Bentuk jendela persegi panjang dan berdaun ganda. Pada ventilasi
terdapat kisi-kisi berhias. Rumah dengan halaman yang cukup luas ini memiliki
atap berbentuk limas. Luas bangunan rumah ini adalah 162 m2, dengan ukuran 9 x
18 m.
Dulu luas keseluruhan rumah ini
mencapai 4 hektar. Selain rumah utama, ada beberapa bangunan lain. Dengan
berjalannya waktu, oleh Pemerintah Propinsi Bengkulu lahan yang ada kemudian
dibagi-bagi untuk rumah penduduk dan sebagian untuk gedung instansi pemerintah
daerah setempat. Papan nama Rumah Kediaman Bung Karno.
Bengkulu
adalah salah satu kota tempat presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno,pernah
diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda, tahun 1936-1942. Bung Karno
tinggal di kota ini disertai dengan istrinya, Ibu Inggit dan putri angkat
mereka. Dari kota ini pula asalnya Ibu Fatmawati.
Rumah
pengasingan berada di pusat kota Bengkulu, di daerah yang bernama Anggut
Atas. Dahulu pemilik rumah ini adalah pengusaha bernama Tan Eng Cian yang
memasok bahan pokok untuk kebutuhan pemerintah kolonial Belanda. Semula
luas keseluruhan rumah ini sekitar 4 ha, tetapi kemudian lahan
dibagi-bagi untuk menjadi rumah penduduk dan kantor.
Rumah
ini tak terlalu besar, dibangun awal abad 20 dan berbentuk persegi panjang.
Luas bangunan rumah adalah 162 m2, dengan ukuran 9 x 18 m. Keadaan rumah
ini sekarang lebih cantik dengan halaman yang terawat. Di bagian depan
ada teras yang dilengkapi satu set meja kursi dan lemari pajang kecil.
Di
bagian dalam rumah terdapat sepasang kursi tua. Di sisi kanan
terdapat tiga buah kamar dan di sisi kiri terdapat dua kamar tidur. Di dalam
kamar tidur terdapat ranjang besi yang merupakan tempat tidur Bung Karno saat
ia menghuni rumah ini. Di kamar-kamar lainnya meruapakan tempat
penyimpanan, ada ruang tempat sepeda yang pernah dipakai Bung Karno, ruang
berisi buku-buku koleksi beliau dan koleksi pakaian dan perlengkapan
pertunjukan sandiwara milik kelompok tonil Monte Carlo. Sayangnya koleksi ini
tak sesuai dengan cara penyimpanan yang baik, tanpa pengatur suhu, sehingga
koleksi banyak yang terlihat rusak.
Buku-buku
tebal koleksi Bung Karno terdiri dari berbagai jenis, seperti karya
sastra klasik, ensiklopedia, data kepemimpinan Jong Java, hingga Alkitab Pemuda
Katolik. Sekitar 60 persen dari semua buku yang ada di Rumah Pengasingan Bung
Karno ini rusak parah.
Di
kamar terakhir yang lain ada koleksi foto-foto BK beserta ibu Inggit dan
keluarga, juga foto ibu Fatmawati remaja. Di bagian kanan belakang rumah
ada bangunan memanjang berisikan dapur, gudang dan kamar
mandi. Selain rumah
pengasingan, peninggalan Bung Karno lainnya di Bengkulu adalah Masjid Jamik
yang dirancang dan dibangunnya. Masjid dibangun pada 1938 dan telah ditetapkan
sebagai bangunan cagar budaya.
Masjid
terletak di jalan utama kota Bengkulu. Seingatku dahulu ada pohon beringin
besar di sebelah kanan depan yang menjadikan masjid terlihat asri Sebelumnya
masjid ini adalah mushola yang didirikan masyarakat dipimpin Sentot Alibasyah,
panglima perang Pangeran Diponegoro yang wafat di kota ini.
Makam sang Panglima masih ada dan lokasinyapun tak terlalu jauh dari masjid,
sekitar 10 menit berjalan kaki.
KESIMPULAN
Nama danau
dendam memang terasa aneh, menyeramkan dan belum terkenal dengan danau-danau
besar lain nya, seperti Danau Toba diSumatera Utara, Danau Maninjau dan Danau
Singkarak di Sumatera Barat dan Danau Ranau di Lampung. Namun pesona Danau
Dendam Tak Sudah di Bengkulu ini tidak kalah indah dan eksotik dengan
danau-danau lain nya.
Memang, saat
ini belum banyak wisatawan yang mengenal danau yang hanya berjarak sekitar 6 km
dari pusat Kota Bengkulu itu. Danau Dendam Tak Sudah ,sudah menceritakan sebuah
kisah tragis di baliknya. Nama danau dendam tak sudah ini diyakini terkait
dengan legenda sepasang muda-mudi. Mereka mengikat janji sehidup semati, namun
kisah asmara mereka tak kesampaian karena orang tua sang gadis tidak merestui.
Dia dijodohkan dengan laki-laki lain,padahal benih-benih cinta di hati kedua
remaja ini tidak bisa dipisahkan lagi. Lalu kedua anak muda yang dimabuk asmara
itu bunuh diri ke dalam danau. Konon sejak itu di dalam danau terdapat dua ekor
lintah besar, yang merupakan jelmaan sepasang kekasih tersebut.
Museum
Negeri Provinsi Bengkulu mulai dibangun pada tahun 1978. Namun, museum ini baru
difungsikan pada tanggal 3 Mei 1980. Pada awalnya, Museum Negeri Bengkulu
bertempat di Benteng Marlborough. Tiga tahun kemudian, tepatnya 3 Januari 1983,
museum ini menempati gedung baru di Jalan Pembangunan No. 8, Padang Harapan.
Museum
yang diresmikan oleh Drs. GBPH Poeger, Dirjen Kebudayaan pada waktu itu,
memiliki dua ruang pameran, yakni ruang Pameran Tetap dan Pameran Temporer. Di
kedua ruang pameran inilah, pengunjung dapat melihat 3.660 koleksi yang
meliputi bidang biologika, etnografika, arkeologika, historika,
numismatika/heraldika, filologika, dan keramologika.
Pantai
Panjang merupakan obyek wisata pantai yang cukup terkenal di Propinsi Bengkulu,
selain Pantai Tapak Padri, Pantai Pasir Putih, dan Pantai Humo. Mengapa disebut
Pantai Panjang? Karena garis pantainya yang cukup panjang, yaitu sekitar 7 km.
Selain itu, jarak antara garis pasang dan garis surutnya juga panjang, jika
dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya, yaitu sekitar 500 m. Hal ini
dikarenakan pantai ini tidak memiliki karang. Jadi, ketika terjadi air pasang,
jangkauan airnya dapat naik jauh.
Benteng Marlborough merupakan salah
satu obyek wisata sejarah dan budaya andalan yang dimiliki oleh Propinsi
Bengkulu. Benteng peninggalan Inggris awal abad ke-18 ini dibangun oleh East
Indian Company (sebuah usaha dagang Inggris terbesar di Nusantara waktu itu)
selama kurang lebih enam tahun (tepatnya pada tahun 1713—1719) di bawah
kepemimpinan Gubernur Joseph Callet ketika berkuasa di Bengkulu. Secara
keseluruhan, benteng yang bangunannya menyerupai kura-kura ini berdiri di atas
tanah seluas sekitar 44.100 meter persegi dan menghadap ke arah selatan.
Objek
Wisata Tapak Paderi merupakan salah satu objek wisata yang favorit di Kota
Bengkulu. Wisata Tapak Paderi adalah sebuah pantai tengah diantara Pantai
Panjang dan Pantai Jakat Kota Bengkulu, karena pantai ini sangat tersambung
anda dapat berhubung langsung dengan kedua pantai tersebut yakni Pantai Panjang
dan Pantai Jakat.
Pantai
Jakat Bengkulu, terletak sekitar 2 kilometer dari pusat Kota
Bengkulu,berdekatan dengan Benteng Marlborough dan Pantai Tapak Paderi.
Keindahan alam Pantai Jakat tidak kalah jika dibandingkan dengan Pantai Panjang
dan Pantai Tapak Padri Bengkulu.
Di
Pantai Jakat, wisatawan dapat menikmati keindahan pantai yang masih terjaga dan
tidak tercemar. Pantai Jakat merupakan pantai yang relatif aman bagi pengunjung
untuk mandi dan berenang di pantai. Anda juga dapat menikmati pemandangan alam
yang sangat indah saat sunset menghampiri Kota Bengkulu.
Sejarah perjuangan Bung Karno dalam
memerdekakan Indonesia dari penjajahan Belanda tidak dapat dilepaskan dari
pengasingan-pengasingan yang pernah dialaminya. Salah satu tempat pengasingan
Soekrano berada di Propinsi Bengkulu. Selama pengasingannya di Bengkulu, Bung
Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal orang Cina
yang bernama Tan Eng Cian. Tan Eng Cian adalah pengusaha yang menyuplai bahan
pokok untuk kebutuhan pemerintahan kolonial Belanda. Soekarno menempati rumah
tersebut dari tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah ini berjarak sekitar 1,6 km
dari Benteng Malborough. Rumah yang berada pada koordinat 0,3o 47l 85,1ll Lintang
Selatan dan 102o15l 41,7ll Bujur Timur ini berada di ketinggian 64 m di atas
permukaan laut.
Rumah yang dibangun pada awal abad
ke-20 ini berbentuk empat persegi panjang. Bangunan ini tidak berkaki dan
dindingnya polos. Pintu masuk utama berdaun ganda, dengan bentuk persegi
panjang. Bentuk jendela persegi panjang dan berdaun ganda. Pada ventilasi
terdapat kisi-kisi berhias. Rumah dengan halaman yang cukup luas ini memiliki
atap berbentuk limas. Luas bangunan rumah ini adalah 162 m2, dengan ukuran 9 x
18 m.
HALAMAN FOTO
Danau Dendam Tak Sudah
Museum Negeri Bengkulu
Benteng Marlborough
Pantai Tapak Paderi
Pantai Jakat
Rumah Bung Karno
HALAMAN KONSULTASI
No.
|
Tanggal
|
Materi
|
Komentar
|
Paraf
|
1.
|
|
Judul,
Halaman Pengesahan,
Halaman Persembahan,
Motto,
Kata Pengantar.
|
|
|
2.
|
|
Laporan Perjalanan
|
|
|
3.
|
|
Danau Dendan Tak Sudah,
Museum Negeri Bengkulu,
Pantai Panjang,
Benteng Marlborough.
|
|
|
4.
|
|
Pantai Tapak Paderi,
Pantai Jakat,
Rumah Sukarno.
|
|
|
5.
|
|
Kesimpulan,
Halaman Foto,
Halaman Konsultasi,
Daftar Pustaka.
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Royal Casino: The Ultimate Guide to Online Slots
BalasHapusThis is a unique casino experience 샌즈카지노 available to anyone with a keen understanding of slots. 메리트카지노 You can play all games for free, but 제왕 카지노 for the most part it is